Bian berjalan di jalanan sepi Disprea. Hari sudah lewat tengah malam, tentu tidak akan ada orang yang masih berkeliaran. Jalanan hanya di hiasi lampu jalanan redup. Bian duduk di salah satu bangku taman lingkaran kekuatan. Dia masih harus mencerna perkataan Maria dan menerimanya. Terlalu banyak kejadian hari ini. Sangat banyak. Entah apa dia bisa menerima dan mengatasi semua itu.
"Kau tahu, murung tidak cocok untukmu."
Bian yang semula tertunduk, menatap kedua kakinya, mulai mengangkat wajahnya setelah mendengar suara. Alex berdiri tepat di hadapannya.
"Jangan ganggu aku Alex. Aku sedang tidak ingin-- Alex!!" Bian berdiri secara tiba-tiba membuat Alex terkejut.
"Astaga kau mengagetkanku. Ke-kenapa kamu menatapku seperti itu?"
Alex merasa risih dengan tatapan Bian yang seperti baru saja mendapatkan lotre.
"Kau Alex!" pekik Bian.
"Tentu saja aku Alex. Sampai aku matipun aku belum pernah mengganti namaku. Dan jangan berteriak. Ini sudah lewat tengah malam. Orang-orang sudah tidur. Lagi pula mereka akan menganggapmu gila karena hanya kamu yang bisa melihatku."
"Aku tidak perduli dengan itu."
"Oh baiklah. Ya kau tidak perduli."
"Kau Alex."
"Astaga, kenapa masih saja kamu menyebut namaku. Apa--"
"Kamu pasti tahu tentang Maria." potong Bian cepat.
"Ma-Maria? Kenapa tiba-tiba menyebut namanya?"
"Katakan padaku bagaimana kamu membantu Maria dalam melakukan mantra untuk melawan Mora dan bagaimana kalian bisa membunuhnya."
"Untuk apa aku menceritakan hal itu?"
"Oh ayolah Alex. Kamu mencintainya. Aku yakin kamu membantunya."
"Bukan aku yang membantunya. Kekasihnya." terlihat raut wajah benci di wajah Alex.
"Baiklah kalau begitu, beritahukan aku bagaimana cara memanggil Lucifer."
"Aku tidak tahu dan jangan tanya padaku lagi." Alex beranjak pergi.
"Alex aku mohon. Aku butuh bantuanmu."
"Aku tidak perduli lagi pada mereka. Baik Maria atau Lucifer itu." kata Alex tanpa menghentikan langkahnya.
"Ini sangat penting."
"Tidak. Aku tidak mau berurusan dengan hal itu lagi. Lagipula semua sudah lewat, sudah selesai. Kenapa harus di pertanyakan lagi? Aku tidak akan membahas hal itu."
"Tapi Mora kembali."
Kata-kata Bian membuat Alex menghentikan langkahnya.
"Apa yang kau katakan tadi?"
"Aku bilang, Mora kembali Alex. Dia kembali. Dia masih hidup."
"Ti-tidak mungkin. Itu tidak mungkin. Dia sudah mati. Begitu juga Maria."
"Maria memang sudah mati tapi Mora, dia masih hidup. Sekarang dia meneror semua orang. Dia mencari pasukan yang mau mengikutinya."
"Itu tidak mungkin.. Tapi... Tapi bagaimana... Bagaimana bisa?"
"Mantra yang di lakukan Maria hanya bisa membuatnya tertidur lama tapi tidak membunuhnya."
"Itu tidak mungkin. Seharusnya itu membunuhnya. Tidak mungkin dia masih hidup. Itu tidak mungkin."
"Kenapa tidak mungkin?"
"Jika dia tidak mati karena kekuatan iblis, berarti...berarti kekuatannya lebih besar dari dugaan kami semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasy[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...