Bian melihat samar dan berbayang. Dia sedang di papah oleh seseorang. Dia mendengar orang-orang berbicara. Tidak begitu jelas, Bian mencoba menajamkan pendengarannya.
"Tidak, sebaiknya kita tidak menunggu lagi. Bisa saja mereka kembali, kita tidak ingin mengambil resiko. Para Elder seluruh dunia akan datang, tapi kita harus pergi, mereka harus pergi ke tempat aman terlebih dahulu."
"Dimana menurutmu rumah aman?"
"Kediaman Breggier."
"Breggier? Kau yakin? Bisa saja mereka sudah tahu tentang Inggrid dan Elma dan disana bukan tempat yang aman lagi."
"Breggier tahu apa yang di lakukan. Dia--"
Tiba-tiba terlihat samar cahaya terang dan sesuatu yang terlempar. Bahkan orang yang memegang lengan Bian tiba-tiba terjatuh. Bian tidak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi tapi dalam waktu singkat ada yang memegang lengannya lagi. Kali ini yang memegang lengannya lebih lembut. Bian melayang di udara sejenak lalu kakinya memijakkan tanah kembali. Orang itu membantu Bian duduk bersandar di pohon.
"Inggrid? Inggrid.... Ayolah..." Elma mencoba menyadarkan Inggrid. Elma merogoh tasnya. Mengambil sbuah botol kecil berisikan cairan Jinx didalamnya lalu mengoleskan cairan itu dan meminumkannya pada Inggrid.
"A-apa itu?" tanya Bian. Dia bisa melihat meski samar. "Apa... Apa yang kamu berikan padanya?"
"Ini Jinx. Kau tahu apa itu kan?"
"Ten-tentu... Tapi... Kenapa tidak menyembuhkan dengan mantra penyembuh?"
"Aku menggunakannya juga hanya saja mantra penyembuh.... Rumit."
"Rumit?" Bian memperbaiki duduknya. "Bagaimana itu bisa jadi rumit?"
"Inggrid terluka parah, bahkan sangat parah, karena sihir. Mantra penyembuhan tidak bisa menyembuhkannya dengan maksimal, karena itu aku menggunakan Jinx." jelas Elma. Bian mengerutkan keningnya. Selama ini dia menggunakan mantra penyembuh dengan baik.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Elma.
"Yeah, cukup baik... Ughh... Kurasa." Bian mencoba bangkit.
"Jangan memaksakan dirimu. Aku akan memberikan Jinx ini padamu setelah aku selesai dengan Inggrid."
"Tidak perlu, aku baik-baik saja."
"Kau tidak baik-baik saja Bian. Lukamu juga cukup parah. Kenapa kamu melakukan itu? Mantra itu?"
"Mantra?"
"Mantra itu sangat berbahaya. Hanya untuk penyihir yang sangat kuat. Tidak ada yang bisa membacanya... Well yaahh... Kecuali yang terpilih, tentu. Karena setahuku tidak ada penyihir yang bisa. Dan kau gila sudah membacanya."
"Tapi biasanya... Aku baik-baik saja menggunakan mantra itu."
"Benarkah?"
Bian tidak menjawab. Dia teringat saat dia menggunakan mantra itu dia adalah yang terpilih. Sekarang, dia hanya penyihir biasa.
"Ini minumlah."
"Tidak... Sudah aku katakan..."
"Jangan keras kepala Bian. Jika kamu memang keturunan kami, kau harus sembuh dan tetap hidup."
"Kau... Tidak ingin kami mati? Maksudku... Semua keturunanmu?"
"Keturunanku tidak bersalah. Yang salah adalah kekuatan itu dan yang mengincarnya." Elma membantu mengoleskan luka Bian dengan Jinx.
"Tidurlah. Kamu membuntuhkan itu."Bian terdiam. Ya, Elma benar. Tubuhnya begitu sakit hingga sulit untuk di gerakkan. Bian semakin mengantuk dan mengantuk. Matanya perlahan menutup dan tenggelam dalam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasy[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...