Pertempuran Part 2

153 31 11
                                    

Suara petir kembali terdengar. Bahkan bumi mulai berguncang. Bian tersadar dari lamunannya. Dia berlari keluar goa dan melihat beberapa warrior sudah menunggunya. Dari wajah warrior itu terlihat ketakutan dan kekhawatiran mereka. Beberapa terbaring penuh luka.

"Tolong kami yang terpilih." sahut Sam.

"Apa... Apa maksudmu? Tolong apa?"

"Ha-Harold... Dia... Dia..." Sam menunjuk ke arah luar kuil. Bian berlari ke perbatasan kuil. Dia melihat Harold sedang di cekik oleh satu laki-laki. Harold terlihat tidak berdaya.

"Kenapa dia berada di luar sana?" tanya Bian.

"Saat kami  keluar menyelamatkan diri dari gempa di dalam kuil, tiba-tiba kami di serang oleh pria itu. Harold mengorbankan dirinya agar kami bisa masuk kuil. Pria itu sangat kuat. Kami... Kami tidak bisa melawannya."

Bian terdiam menatap Harold dan Pria itu.

"Kami mohon tolong selamatkan Harold. Dia--"

"Lucifer." panggil Bian. Lucifer tidak memperdulikan panggilan Bian dan masih tetap mencekik Harold. Harold sudah mulai lemas. "Lucifer!!"

Kali ini suara teriakan Bian di dengar oleh Lucifer. Lucifer berbalik dan menatap Bian. Seluruh bagian tubuh dan wajahnya melepuh. Rambutnya juga tidak ada. Di punggungnya terdapat sayap berwarna hitam pekat. Kedua kakinya tidak menyentuh tanah.

"Lepaskan dia." pinta Bian.

"Kenapa? Kenapa aku harus melepaskannya?"

"Urusanmu hanya denganku. Bukan dia."

"Benar sekali. Tapi jika menyakitimu itu terlalu mudah. Menyakiti orang terdekatmu akan menjadikan semua ini menyenangkan."

Bian melemparkan bola api ke wajah Lucifer.

"Ouch." Lucifer terkekeh. "Kau berani menyerangku dengan kekuatanku sendiri. Kau?!"

"Suka atau tidak, i'm your decendant after all."

Lucifer maju beberapa langkah lalu berhenti lagi. Dia menjatuhkan Harold yang sudah tidak bergerak lagi.

"Tidak, Harold.."

Para warrior ingin menolong Harold tapi Bian mengulurkan tanganya untuk menahan mereka.

"Kenapa kamu kemari, Lucifer?"

"Serahkan dia."

"Maria? Dia tidak ada. Dia telah mati."

"Anak kecil saja tahu dia telah mati." Lucifer menyeringai.

"Maksudku untuk selamanya. Tidak dalam bentuk roh atau apapun."

Seringai Lucifer menghilang. Dia tampak sangat marah sekarang.

"Berani sekali...."

"Ya, aku berani. Demi keinginanku untuk hidup dan demi semua orang."

Lucifer mendatangi Bian. Api di tubuhnya kembali menyala. Bian membalas tatapan Lucifer dan tetap berdiri di tempatnya. Sama sekali tidak bergeming.

"Dia membohongimu Lucifer. Tentang kekuatanmu yang bisa membunuh Mora. Dia akan mengusai kekuatan Mora. Dia juga tidak memberitahukanmu tentang keinginannya untuk hidup kembali. Dia bisa saja melakukannya. Dia cukup kuat untuk itu karena dia mencuri seluruh kekuatan leluhur. Aku yakin beberapa penyihir ada yang masuk ke nerakamu, benarkan? Itu semua karena Maria. Dengan mencuri kekuatan leluhur, alam baka milik penyihir menjadi hancur. Karena kekuatan itulah yang melindunginya." Bian menatap Lucifer yang masih menatapnya. Dia ingin melihat reaksi Lucifer. "Waktunya berada didunia ini sudah selesai, Lucifer. Dia sudah mati dan tetap akan seperti itu."

Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang