Mayes dengan segera menutup pintu dan menatap keluar jendela, waspada jika ada yang mengikuti mereka, mengejar mereka. Saat memastikan tidak ada siapapun, dia menuju tungku dan merebus air.
"Apa kau akan diam saja? Apa kau tidak akan bertanya?" Mora berdiri di belakang Mayes. Mayes diam saja. Dia masih terus mencoba menyalakan tungkunya. "Aku tahu kamu marah. Kamu akan diam saja jika marah."
"Baiklah." Mayes berdiri. "Sekarang jelaskan padaku. Jelaskan semua kobohonganmu." Mayes berjalan menjauh.
"Aku tidak berbohong Mayes."
"Lalu maksudmu, kamu tidak sengaja memilih daerah ini? Yang kebetulan dekat dengan keluarga Scazumergh? Keluarga dari ibumu?"
"Tapi aku benar! Tempat ini aman. Mereka tidak mengejarmu sampai sini. Karena disini ada keluarga Scazumergh. Keluarga penyihir paling kuat didunia."
"Lalu bagaimana perburuan itu? Apa itu sengaja juga?"
"Aku... Aku hanya... Aku hanya ingin tahu. Ingin... Ingin melihat."
"Apa yang ingin kamu tahu? Apa yang ingin kamu lihat?"
"Ibuku. Apa dia... Apa dia... Mencariku? Merindukanku?"
Mayes menatap iba pada Mora.
"Mora.."
"Tidak, jangan. Jangan iba padaku. Aku tidak membutuhkannya. Umurku masih lima tahun. Aku dibuang oleh mereka. Mereka memberikanku pada ayahku. Ayahku akan mengurusku? Tentu tidak! Ayahku juga membuangku. Aku mencoba bertahan dengan memakan apapun yang aku bisa. Pindah dari perkampungan satu dan lainnya. Sampai aku menemukan desamu. Ya, semua orang menjauhiku, seperti hama. Tapi meskipun begitu ibumu, dia sering memberiku makan. Kau pun begitu. Kamu pikir kenapa aku mau membantumu melarikan diri?? Aku membalas semua kebaikan ibumu! Dan sekarang, aku hanya ingin... Aku hanya ingin bertemu dengan ibuku. Sekali saja."
Mora duduk disisi tempat tidur. Mayes mengikutinya. Dia membelai rambut istrinya.
Tok tok tok
Sebuah ketukan pintu membuat Mayes melompat berdiri. Dia segera mengintip di jendela gubuk itu. Seorang wanita.
"Siapa?" bisik Mora. Belum sempat Mayes menjawab terdengar ledakan di pintu rumahnya. Mayes terhempas kasar dan menabrak tempat tidur.
"Mayes!!" pekik Mora.
Beberapa orang masuk ke dalam rumah.
"Mau apa kalian?!"
"Mengusirmu! Bawa mereka keluar!"
"Tidak... Mora..."
Dua orang mulai memegang tangan Mora.
"Lepaskan!" pekik Mora. Mora mulai di seret keluar. "Aarrghh!!!!"
Mora menghempas kedua orang yang memegangnya. Berikutnya orang di depannya. Mora membantu Mayes berdiri lalu segera keluar dari rumah. Mora terkejut. Di luar rumah sudah banyak orang berkumpul. Mora terdiam di tempatnya. Tangannya masih memapah Mayes. Mayes terkena ledakan tadi, membuatnya terluka. Mayes menatap satu sosok yang dia kenal di hadapannya.
"Kau bilang akan melepaskan kami jika pergi. Ada apa sekarang?!" Mayes berteriak.
"Benar. Aku berkata itu. Kalau begitu, pergilah. Sejauh mungkin."
"Ini rumah kami!"
"Tidak lagi. Aku mengusirmu dari wilayah ini. Aku beri dua pilihan. Pergi sejauh mungkin atau kalian kami bunuh."
"Aaaaaarrrgggggg...!!!" Mora menyerang membabi buta. Tapi semua bisa di tangkis oleh wanita tua itu. Wanita tua itu mencekik Mora tanpa menyentuhnya lalu mengangkat Mora ke atas. Kaki Mora menendang-nendang di udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasy[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...