Hutan

190 39 2
                                    

"Deschide uşa încuiată, Arată-mi secretele tale" 

Rumah pohon segera berubah bentuk dan memunculkan pintunya. Bian membuka pintu itu dan masuk bersama Jim. Bian bersandar di depan pintu dengan nafas yang tersengal. Mereka masuk tepat waktu sebelum binatang-binatang kecil itu memangsanya.

"Hewan apa itu tadi?" tanya Jim yang ikut bersandar di pintu di sebelah Bian.

"Entahlah Jim.. Aku... Aku tidak pernah liat... hewan itu sebelumnya." Bian menelan ludahnya. Dia terlalu lelah bahkan untuk berbicara.

"Tapi yang lebih penting. Kenapa Mora bisa masuk dan keluar sesukanya? Bukankah kota ini memiliki perlindunganmu?"

"Mungkin... Mungkin perlidunganku.. Tidak berhasil.." Bian masih mengatur nafasnya.

"Tapi kamu yang terpilih. Seharusnya mantramu pasti berhasil."

"Jim, aku memang yang terpilih. Tapi aku tetap manusia. Aku bisa saja melakukan kesalahan. Dan kenapa kamu tidak kehabisan nafas sehabis berlari cepat dan jauh seperti tadi? Aku saja hampir tidak bisa bernafas."

"Well aku Knirer lapangan Bian. Tugas kami di luar Disprea dan barisan terdepan. Di butuhkan latihan fisik. Kami melatihnya setiap hari. Aku tidak akan kehabisan nafas jika hanya berlari seperti tadi."

"Whoah sombong sekali. Seharusnya aku minta gendong saja tadi. Huft!" Bian masuk ke dalam. Jim tersenyum geli. "Dan sekarang, di mana pintu itu."

Bian memperhatikan seluruh ruangan.

"Kamu tidak tahu letaknya?" tanya Jim. Bian menggeleng.

"Kamu?"

Jim menggeleng. "Tidak. Bahkan aku jarang masuk kemari. Hanya James dan..." Jim tidak melanjutkan kata-katanya. Bian juga tidak bertanya. Dia tahu jawabanya. Kakak Kate. "Sepertinya kita akan terjebak disini."

Jim duduk di salah satu bangku. Tak lama terdengar sebuah pintu terbuka. Bian dan Jim saling pandang. Jim berdiri di sebelah Bian, waspada. Rak buku terbuka dan James keluar dari sana.

"Astaga akhirnya... Aku baru saja akan mencari kalian." sahut James.

"Bagaimana kamu bisa keluar dari sana?" tanya Bian.

"Pintu keluar, ingat?"

"Ternyata selama ini di balik sana?"

"Well bukan di balik sana tepatnya. Kita harus melewati sebuah terowongan dulu. Kalian pergilah, aku akan selamatkan yang lain lagi. Perlindungan masih aman kan?"

"TIDAK!" pekik Bian tiba-tiba. James terkejut dan menghentikan langkahnya.

"Apa? Kenapa? Apa perlindungannya hancur?"

"Bu-bukan itu James tapi... Tapi kita tidak bisa keluar untuk sementara."

"Tapi masih banyak yang harus di selamatkan."

"Tidak James, aku rasa mereka tidak selamat." kata Jim. James masih terlalu kebingungan. "Sebaiknya tunjukan kami jalan keluarnya. Kami akan tersesat tanpamu."

James yang masih bingung mengangguk pelan. Dia berjalan memasuki pintu rahasia sampai akhirnya berhenti lagi.

"Tunggu, tadi kau bilang kami akan tersesat tanpaku?" James menatap Jim penuh suka cita. "Jadi kamu membutuhkan ku sekarang Jim."

"Oh shut up and just go!" Jim mendorong tubuh James agar berjalan.

"Jim need me!!" pekik James sambil berjalan menuruni tangga. Bian mengikuti di belakangnya kemudian Jim.

"Astaga berisik sekali!"

Mereka keluar dari kota dan segera berteleportasi. Tak lama mereka sampai di sebuah hutan lagi. Kali ini hutan yang berbeda. Beberapa orang telah membuat api unggun dan berkumpul di sekitarnya. Beberapa lagi mulai berteleportasi.

Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang