Bian masih menatap tidak percaya. Peter dan Alex tampak saling berbicara. Bian mengalihkan pandangannya pada Nick. Bian bisa melihat Nick begitu kecewa dan marah.
"Tenanglah Nick, mungkin Alex memiliki alasan." bisik Bian sepelan mungkin. Nick hanya diam. Entah apa yang ada di pikiran Nick. Yang jelas, Nick tampak berantakan saat ini.
Terdengar erangan dari Malvina. Malvina mulai bergerak perlahan.
"Apa dia bangun?" tanya Peter. Alex berjalan mendekati Malvina untuk memeriksanya.
"Argghh... Kepalaku..." Malvina ingin menyentuh kepalanya tapi dia tidak bisa menggerakkan tangannya. Malvina tersadar, tangan dan kakinya terikat. "H-hei.. Tuan Alex... Apa... Apa ini ritualnya? Apa harus seperti ini? Diikat?"
"Dia sadar, sepenuhnya." sahut Alex.
"Bagus." Peter melangkah mendekat.
"Siapa kau? Di mana Bian?"
"Oh kamu tidak mengingatku?" Peter menyeringai. Malvina mengerutkan keningnya. Dia mencoba mengingat di mana dia pernah melihat Peter.
"Ahhh...sepertinya dia melupakanku. Kalau begitu mungkin wajahku yang lain akan kamu ingat."Peter merubah wajahnya menjadi sangat menyeramkan, dengan mata merah dan gigi taring yang tajam. Malvina terbelalak kaget. Sekarang dia ingat siapa Peter.
"Kamu... Kamu... Peter..." Malvina menatap tidak percaya. Peter terkekeh lalu merubah kembali wajahnya menjadi normal kembali. Malvina menatap Peter dan Alex secara bergantian. "Tap-tapi.. Tapi.. Bagaimana... Bagaimana bisa.."
"Tentu saja bisa. Kenapa tidak?" Peter menyeringai senang.
"Lalu Bian? Apa Bian ikut dengan semua omong kosong ini?!"
"Bian? Ahh.. Teman penyihirmu itu? Dia akan segera terima gilirannya."
"Apa maksudmu?"
"Dia juga akan aku bunuh, setelah aku membunuhmu."
"BRENGSEK!!" Malvina meludah di wajah Peter. Peter tersenyum lalu mencekik Malvina kuat.
"Peter, tenanglah."
"Tenang? Aku bunuh saja dia. Itu akan mempermudahku."
"Kita harus tahu apa yang dia tahu."
"Apa itu menjadi masalah? Jika dia mati, tidak ada yang tahu tentang itu."
"Tapi kita tidak tahu siapa saja yang telah dia beri tahu. Bisa saja dia berbohong dengan berkata hanya Bian dan Dia yang tahu. Kita harus tahu untuk menghapus jejak."
Peter menggeram kesal. Dia ingin sekali membunuh Malvina dan Bian sesegera mungkin. Peter melepaskan cengkramannya dan berjalan menjauh.
"Lalu, apa saranmu?"
"Menggunkan mantra memory. Kita harus lihat ingatannya."
"Baiklah, lakukan, dengan cepat."
"Oh tidak Nick." bisik Bian sambil mencengkram lengan baju Nick. "Mereka akan melihat ingatan Malvina. Mereka akan tahu kamu ada."
"Biarkan saja."
"Apa kau gila?"
"Tidak bisa terhindarkan lagi."
Bian menghela nafas kesal.
Alex mendatangi Malvina. Dia memegang kepala Malvina.
"Lepaskan! Lepaskan!!" Malvina mulai berontak. Tapi Alex tidak perduli dan mulai membaca mantra. Malvin berusaha melepaskan dirinya. Dia menarik tangannya sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasy[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...