Maaf klo masih ada yang typo
Happy reading....
"Apa kamu akan berdiri terus seperti itu?" James merasa tidak sabaran. Bruski hanya diam sementara goblin yang lain sudah menebarkan bubuk mereka. Bruski sudah sangat pucat sekarang. Dia takut, dia gugup.
"Tuan Bruski, ini sangat penting. Anda harus segera membukanya." pinta Bian.
"Tidak Bian, bukan begitu caranya." protes James. "Dengarkan aku goblin. Hanya aku yang tahu di mana keberadaan teman-teman kamu. Mereka selamat jika kamu membantu kami.."
Bian ingin memprotes James tapi melihat wajah Bruski yang mulai ragu, Bian akhirnya mengurungkan niatnya.
"Tidak ada ruginya kamu membantu kami." tambah Gina. "Karena temanmu tidak akan ingat apapun setelah ini. Hanya kamu. Jadi temanmu tidak akan menyalahkan apapun yang akan terjadi, padamu."
"A-apa anda yakin itu nona penyihir?"
"Saya bisa menjaminnya tuan." Bian ikut meyakinkan. Tuan Bruski tampak bergumam pelan sendiri. Suaranya tidak terdengar jelas.
"Jadi bagaimana?" James kembali tidak sabaran.
"Ba-baiklah, baiklah. Tapi ja-jangan biarkan mereka tahu aku melakukan ini. Me-mereka akan membunuhku."
"Oh jangan berlebihan tuan Bruski, aku yakin mereka tidak akan melakukan sejauh itu. Mereka goblin sepertimu."
"Bukan mereka yang aku takutkan! Tapi para penyihir itu."
"Penyihir? Penyihir apa? Siapa yang kamu bicarakan?"
Semua tampak bingung. Tuan Bruski mulai tampak sangat gugup, lebih gugup dari sebelumnya. Dia menggeretakkan gigi-giginya.
"Hentikan menggeretakkan gigimu!"
"Tuan Bruski? Ada apa? Ceritakan."
"Ti-tidak... Saya... Saya..." tuan Bruski tiba-tiba bersujud di hadapan Bian. Bian terkejut. "Kumohon nona yang terpilih. Bunuh saya saja. Saya mohon..."
"Tuan Bruski, ada apa ini? Kenapa anda menjadi seperti ini?"
"Melakukan hal ini saya dan teman-teman saya mati, tidak melakukan ini saya dan teman-teman saya mati. Saya mohon, bunuh saya saja. Biarkan teman-teman saya hidup."
Bruski semakin panik. Dia mulai menangis tidak karuan. Tangisannya hampir seperti pekikan yang cukup memekakkan telinga.
"H-hei... Hei... Hentikan itu!"
Bruski justru menangis semakin keras.
"Astaga, apa yang harus kita lakukan?!"
Bukk!!
Sebuah pukulan tiba-tiba mendarat tepat mengenai kepala belakang Bruski. Seketika Bruski jatuh di tanah. Dia pingsan.
"Kate! apa kamu harus melakukan itu?"
"Apa kamu ada cara lain menghentikan tangisannya yang membuat telingaku sakit?"
"Apa kalian dengar perkatan tuan Bruski tadi? penyihir."
"Siapa mereka?"
"Tunggu, apa jangan-jangan penyihir itu disini sekarang?" bisik Kate.
"Akh.. sial. Sekarang kita harus bagaimana?" James ikut berbisik.
"Bian, kamu tunggu disini. Kita bertiga berpencar. Ivran, menghilanglah. Aku butuh bantuanmu." kata Kate. James dan Gina mengangguk. Mereka berteleportasi bersamaan. Sementara Ivran mulai menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasía[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...