"Ayo, apa yang kalian tunggu? Bukankah pangeran kalian menunggu? Tunjukan... Lambang... Itu."
Pria itu menyeringai dan menatap tajam Bian, seperti siap untuk mencabiknya. Bian panik, dia tidak tahu harus bagaimana. Dia menatap Kate yang juga terlihat panik. Dia tidak bisa menggunakan sihir karena akan mengakibatkan kehebohan. Tapi dia juga tidak memiliki waktu karena reaksi mantranya tidak lama.
"Kami--"
"Mereka menungguku." sahut satu orang yang baru saja datang.
"Paul?" Bian tidak percaya pada orang yang baru saja datang.
"Siapa?" tanya Kate pada Bian.
"Dia--"
"Halo gentleman."
"Siapa kamu?!" sahut pria yang menyeringai pada Bian tadi. Dia terlihat tidak suka.
"Saya Paul, pangeran Valhant."
"Pangeran? Hah! Jangan bercanda! Pangeran Valhant sudah masuk ke wilayah ini beberapa waktu yang lalu."
"Aku tidak bercanda. Untuk apa aku melakukan itu?"
Paul membuka jaket kulitnya lalu menyerahkannya pada Bian. Bian sedikit terkejut menerima jaket itu. Paul menggulung lengan bajunya memperlihatkan sebuah tanda seperti tato di tangan kirinya. Para vampir itu terlihat terkejut. Paul menutup lengannya lagi dan mengambil jaket kulit dari Bian.
"Sudah jelaskan? Mereka penjaga pribadiku. Mereka harus bersamaku."
Paul melangkah masuk tapi dia di tahan oleh pria yang paling depan.
"Untuk apa kerajaan Valhant mengirim dua pangerannya?" pria itu terlihat curiga.
"Bukankah itu bagus? Jika ada masalah pada pertemuan, dua pangeran akan mati. Begitukan syaratnya? Jika Valhant menyerang pasukan kalian saat pertemuan, kalian bisa membunuh pangeran. Begitu juga kami. Dan kalian mendapat dua pangeran sekaligus. Horay, jackpot! Kalian seharusnya senang."
Paul berjalan kembali tapi Pria itu tetap menahannya.
"Maaf tapi anda tidak bisa masuk."
"Apa kamu ingin mencobaku?" Paul merubah wajahnya menjadi mengerikan dan bola matanya yang semerah darah. Bian pernah melihat itu dari Nick tapi sampai sekarang pun dia masih bergidik melihat wajah itu. "Aku tidak ingin mencari masalah disini. Lagipula aku memiliki urusan yang tidak bisa di tunda dengan kakakku Henry. Setelah itu, aku akan pergi."
Paul merubah wajahnya kembali normal. Tapi dia masih menatap pria di depannya itu dengan tajam, untuk mengintimidasinya.
"Baiklah, silahkan."
"Well..." Paul membersihkan pundak pria di depannya dan memperbaiki baju pria itu. "Seharusnya kamu melakukannya sedari tadi. Kamu tidak ingin mencari masalah denganku. Kalian memiliki pangeran Nicholson sebagai pembawa masalah, Valhant memilikiku." Paul menyeringai. Paul menatap Bian. "Shall we?"
"Salah satu dari kami akan mengantar anda."
Paul mempersilahkan vampir Gereera untuk berjalan terlebih dahulu lalu Paul menyusul masuk ke wilayah Gereera bersama Bian, Kate dan James. Mereka tidak berbicara sepatah katapun. Hanya sesekali Paul bersiul.
"Hutan ini.... Sangat sepi." komentar Paul. "Well yeah... Sama seperti wilayah Valhant. Tapi wilayah Valhant sangat jauh lebih sepi, bahkan melebihi kuburan!"
Semua diam, tidak ada yang menanggapi ucapan Paul. Paul tiba-tiba menarik pelan tangan Bian dan mengisyaratkan agar berjalan lebih pelan, menjauh dari vampir Gereera yang mengantar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasy[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...