Jalan Buntu

349 78 2
                                    

Bian bersiap menyerang. Dia tidak tahu siapa orang yang ada di depannya. Dia tidak mau mengambil resiko.

"Lalu di mana Nick? Apa kau disini bersamanya? Sedang apa kamu kemari?"

Bian hanya diam menatap pria di depannya dengan tatapan bingung.

"Hei, kenapa diam saja?"

Sreek!

"Kita harus pergi." Pria itu menarik lengan Bian tapi terlambat. Sudah ada dua vampir di depan mereka.

"Siapa kalian? Dan sedang apa kemari?!" kedua vampir itu menatap mereka dengan tatapan siap menyerang kapan saja. Pria di sebelah menatap bingung pada kedua vampir di depannya.

"Wanita itu... Dia tidak terlihat vampir bagiku." bisik salah satu vampir pada vampir disebelahnya. "Tapi aku juga tidak mendengar detak jantungnya."

"Kita bawa saja mereka semua."

"Sedang apa kalian?" tanya satu vampir yang baru saja datang. Vampir itu terlihat lebih tua dari kedua vampir tadi.

"Maaf tuan, kami menemukan kedua ini masuk ke dalam wilayah kita."

Vampir yang baru saja datang itu memperhatikan Bian kemudian pria di sebelah Bian. Dia sepertinya mengenal pria di sebelah Bian karena dia menunduk hormat padanya tapi dia belum berkata apapun.

"Wanita itu aneh tuan. Dia tidak terlihat vampir tapi kami tidak bisa mendengar suara detak jantungnya. Kami akan membawanya."

Salah satu vampir tadi berjalan mendekati Bian. Dengan sigap pria di sebelah Bian berdiri di depan Bian, menghalanginya.

"Minggir. Kami juga akan membawamu. Tenang saja."

Plak!!

Sebuah pukulan mendarat di kepala vampir tadi. Kedua vampir itu terkejut dan menatap vampir tua itu.

"Apa kalian tidak bisa sopan sedikit?" kata vampir tua itu.

"Apa mereka vampir baru?" tanya pria yang masih berdiri di depan Bian.

"Iya, kami masih melatihnya. Maafkan saya pangeran."

"Latihlah mereka dengan benar. Mereka terlalu sembrono."

"Baik pangeran. Maafkan saya."

"Dia temanku. Aku ada urusan diwilayah ini. Aku pergi dulu." Pria itu menarik tangan Bian untuk berjalan menjauh dari ketiga vampir itu. Tapi pria itu menghentikan langkahnya lalu membalikan tubuhnya. "Ahh.. Iya. Jangan beritahukan ayahku tentang keberadaanku disini. Aku hanya ada urusan saja. Tidak ingin kehebohan."

"Baik pangeran."

"Bagus."

Pria itu kembali berjalan dan masih menarik Bian pergi bersamanya.

"Memangnya siapa dia tuan Berham?" tanya salah satu vampir tadi.

"Dia adalah anak ketiga raja, pangeran Paul. Untung saja kalian bertemu dengan pangeran Paul bukan pangeran Eduardo. Jika tidak, kalian sudah mati. Sebaiknya kalian mulai bersikap sopan." sahut Berham dan mulai pergi.

Sementara itu Bian terus mengikuti langkah Paul yang masih menarik tangannya. Bian menghentikan langkahnya dan menarik tangannya.

"Mau kemana kita?"

"Pergi jauh dari sini. Apa kamu tidak tahu wilayah apa ini?"

"Kamu mengetahui siapa aku."

"Lalu kenapa jika kamu adalah yang terpilih? Kamu akan membakar seluruh hutan ini jika ada yang menghalangimu?"

Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang