Bian mengerang. Mencoba membuka matanya. Dia melihat samar orang berlalu lalang di sekitarnya. Bian memegang kepalanya yang sakit.
Tiba-tiba kilatan hampir mengenainya jika saja dia tidak di lindungi oleh perisai kasat mata yang di buat Kate tadi, mungkin dia sudah menjadi mayat. Satu penyihir menargetkannya. Bian tidak mengambil pusing. Dia menatap Mora yang terkurung di tempatnya dan berdiri seperti patung, tidak bergerak dengan mata terpejam. Mantra kematian menyentuh perisai tak kasat matanya. Bian mengayunkan tangannya, menghempas penyihir tadi. Bian membuka perisai tak kasat mata yang melindunginya sambil berjalan menuju Mora. Bian menghentikan langkahnya tepat di depan Mora.
"Bian! Nick belum juga datang." kata Kate. Bian menatap Kate sejenak lalu menunduk. Dia terlihat memikirkan sesuatu.
Darr!!
Suara ledakan terdengar dari luar kastil. Semua orang terkejut mendengar ledakan yang cukup besar itu.
"Sepertinya semua orang telah datang." gumam Kate.
"Bawa mereka keluar dari sini Kate." ucap Bian akhirnya.
"Siapa?"
"Semua orang. Tinggalkan aku sendiri, bersamanya."
"Tapi--"
"Apa kau percaya padaku?"
"Tentu."
"Kalau begitu pergilah. Tuntun semua orang untuk pergi. Atau kamu ingin aku melakukan itu?" tanya Bian.
"Akan aku coba."
Bian menangkis serangan tiba-tiba dari satu penyihir lagi. Bian mengayunkan tangannya lagi. Kali ini kedua tangan. Dia menyapu semua orang keluar dari ruang tahta. Bahkan para Elder tidak terkecuali. Semua orang terdorong paksa keluar kastil. Bian melihat Peter ikut terhempas lalu menariknya masuk ke dalam kastil. Bian membuat pintu yang sudah hancur kembali utuh dan mengunci kastil itu dengan darah dan sihirnya.
"KAU!!" pekik Peter. Dia melesat menuju Bian tapi baru setengah jalan dia berteriak kesakitan dan memegang kepalanya. Bian berjalan mendekati Peter yang telah terduduk di lantai. Tangan Bian terulur untuk menyentuh Peter, tapi tiba-tiba tubuh Peter menabrak dinding dengan Nick di didepannya.
"Bian! Larilah! Aku tidak bisa menahan rasa laparku!" pekik Bianca. Theodore mendorong tubuh Bian ke dinding, berusaha menancapkan taringnya padanya. Tentu kekuatan fisik Bian tidak seimbang. Bian mencoba berbagai macam mantra, Theodore seperti tidak terpengaruh. Bian semakin tersudut. Nick menghempas Theodor menjauh.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Nick.
"Ada apa sebenarnya dengan ayahmu? Kenapa mantraku tidak berpengaruh padanya?!" tanya Bian balik.
"Dia hanya pria tua gila."
Bian menghempas Peter yang hendak menyerang.
"Bian, selesaikan mantramu pada Mora! Akan aku tahan sebisaku." kata Nick.
"Tidak, atasi dulu mereka!"
"Apa kamu sudah--"
Brakk!
Tubuh Nick mengenai dinding dan dinding itu retak. Theodor mengangkat tangannya dan mengarahkan tangannya pada dada Nick.
Bian berteleportasi lalu muncul tepat di belakang Theodor lalu memunculkan sebuah pasak kayu dan menusuk tubuh Theodo. Theodor melepaskan tangannya pada Nick. Bian menghempasnya. Nick menarik tubuh ayahnya dan melempar jauh.
Tiba-tiba tubuh Bian melayang di udara akibat Peter yang menghempas tubuhnya. Bian berteleportasi saat di udara lalu mendarat di lantai di atas kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasia[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...