Tawanan Pack

1.1K 132 16
                                    


"Kami tidak mengganggu, merusak atau apapun. Kami hanya singgah." jelas Kate.

"Well alangkah bagusnya jika tinggal."

"Tidak, kami baik-baik saja."

"Oh ayolah... Saya memaksa."

Beberapa serigala sudah maju mendekati mereka.

"Saya tidak ingin bertarung." Bian mulai waspada.

"Oh tentu saja. Kami juga tidak ingin. Yang aku inginkan, agar kalian ikut kami." Roger terlihat begitu memaksa. Bian menatap Kate yang juga menatapnya.

"Baiklah, hanya sebentar. Jika kalian berani macam-macam, aku tidak akan segan melawan kalian dan perlu kalian ingat, aku bukan penyihir biasa."

"Tentu, akan kami ingat." Roger menyeringai senang. Roger mempersilahkan mereka untuk mengikutinya. Bian mulai berjalan bersama Kate dan Nick. Mereka berjalan dalam diam. Hanya Roger yang selalu berbicara. Mereka berjalan cukup jauh.

"Apa kalian lelah? Kami bisa memberikan tumpangan." tawar Roger.

"Kami baik-baik saja." jawab Bian dingin. Well dia tahu itu tidak sepenuhnya benar, karena dia cukup lelah.

"Baiklah."

"Apa masih jauh."

"Tidak begitu."

"Aku kira hutan itu adalah wilayah kalian."

"Oh bukan. Wilayah netral tapi kami sering berlatih disana. Mungkin bisa terbilang wilayahku juga karena tidak ada yang berani masuk ke dalam hutan itu selain dari packku. Meski belum resmi menjadi wilayah packku. Akan segera kami resmikan."

Bian hanya diam. Dia ingin segera pergi tapi aneh, setelah mendekati pack, dia tidak bisa berteleportasi. Tak berapa lama, mereka memasuki wilayah pemukiman. Rumah-rumah di sana terlihat modern. Bian terkejut betapa banyaknya rumah dan penduduknya. Bian mendekati Kate dan berbisik.

"Mereka banyak sekali. Bahkan aku kira lebih banyak penduduk disini daripada di Disprea." bisik Bian.

"Karena kami pack besar. Lykort, Bykort dan Sykort adalah tiga pack terbesar di dunia. Dan kita, memasuki wilayah Bykort."

Bian dan Kate saling pandang dalam diam. Mereka memasuki sebuah kastil yang cukup megah. Di dalam kastil mereka melihat satu singgasana. Roger duduk di atas singgasana sementara Bian dan yang lainnya berdiri di depannya agak jauh darinya.

"Aku tahu kalian lelah, bagaimana jika beristirahat terlebih dahulu?" tawar Roger.

"Kami tidak perlu beristirahat uhmm..."

"Alpha." bisik Kate.

"Alpha. Kami hanya ingin pergi."

"Tapi aku memaksa untuk melihat keindahan pack ini." Roger tersenyum. "Bawa mereka pergi ke kamar mereka masing-masing."

Dua orang memegang lengan Bian. Bian mencoba melawan, tapi tidak bisa. Mereka begitu kuat. Bian masuk ke dalam sebuah kamar bercat abu-abu. Bian menunggu beberapa menit tapi Kate tidak juga muncul.

"Kemana dia? Apa kami di pisah? Akh sial!" Bian duduk di ujung tempat tidur. Dia tidak tahu harus bagaimana. Entah kenapa kemampuan sihirnya seperti sulit untuk di gunakan.







******

"AAAAKKKHHHHH!!!!"

Suara teriakan sangat keras sudah berkali-kali terdengar di suatu ruang bawah tanah. Nick berteriak keras terkena cabikkan kuku manusia serigala. Anehnya luka terkena cabikan kuku itu tidak sembuh. Terus membekas dan rasa sakitnya tak kunjung hilang. Nick mencoba bernafas. Lukanya begitu perih.

Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang