Buku Mantra Lain

984 112 18
                                    

Bian masih terdiam di tempatnya. Mata mereka masih bertemu.aa

"Apa aku ke masa lalu lagi?" tanya Bian akhirnya.

"Tidak tentu. Kau berada di jamanmu saat ini." jawab Maria.

"Tapi kamu.."

"Ini hanya ingatan tentang ruangan ini. Jika kamu berada disini, akan ada ingatan-ingatan tentang para yang terpilih disini. Jika mereka memang meletakkan ingatan mereka disini."

"Ingatan?"

Maria menunjuk ke suatu arah. Bian mengikuti arah yang di tunjuk Maria. Sebuah cermin yang menggantung di dinding.

"Cermin itu akan membantumu meletakkan ingatanmu di ruangan ini. Hanya ingatan saat kamu berada disini."

"Jika semua ini hanya ingatan, kenapa kamu bisa berbicara padaku dan bahkan menyentuhku?"

"Karena kita memiliki ikatan. Ikatan itu membuatku bisa berkomunikasi denganmu." jawab Maria. "Aku sungguh minta maaf padamu karena aku, kau akan memiliki--" Maria menghentikan kata-katanya.

"Memiliki apa?" tanya Bian penasaran.

"Pergilah. Ingat, cari makam itu. Mora bukan orang yang mudah. Jika ada masalah dan tidak tahu kemana, carilah Ler. Sebut saja namanya. Ahh jangan lupa gores sedikit darahmu, lalu sebut namanya. Dia akan datang dan membantumu."

"Siapa dia?"

"Seseorang. Ler adalah nama kesayanganku padanya."

Terdengar beberapa langkah dan orang berbicara. Yang terpilih lain kembali lalu semuanya kembali gelap. Tidak ada siapapun disana kecuali Bian. Ingatan itu hilang. Bian menghela nafas panjang. Semua menjadi rumit dan aneh. Bian melangkah ke ruangan lukisan. Buku yang terpilih masih ada disana. Bian menatap buku itu.

"Aku akan kembali setelah aku mendapatkan ingatan Malvina dan apapun yang kamu taruh di sana Maria." sahut Bian.

Bian melangkah pergi dari ruangan itu. Dia membuka pintu yang dia masuki pertama kali dan mengikuti cahaya biru yang terpilih lalu keluar di perpustakaan ancient milik Elder. Bian melangkah keluar tapi tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Bian?"

Bian menghentikan langkahnya. Tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku.

"Bian?" suara itu memanggil lagi. Bian mengenal suara itu. Bian berbalik dan menemukan Damian berdiri di depannya dengan tatapan bingung.

"Damian?"

"Benar, ini aku. Apa yang sedang kamu lakukan disini?"

"Ahh.. saya... saya hanya mencari buku-buku yang mungkin berguna untuk membantu saya."

"Dan apa sudah kau temukan?"

"Tidak, sayangnya."

"Sayang sekali. Apa kau sekarang akan pergi lagi?"

"Ya, saya masih ada urusan."

"Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan menahanmu. Pergilah dan berhati-hatilah. Katakan saja jika kamu butuh bantuan."

"Tentu. Saya permisi." Bian melangkah pergi tapi akhirnya berhenti lagi setelah beberapa langkah lalu berbalik lagi. Damian sedang mencari-cari buku di satu rak.

"Uhm... Damian?" panggil Bian. Damian menghentikan kegiatannya dan menatap Bian.

"Ya?"

Bian hanya diam. Dia tidak mengatakan sepatah katapun.

"Bian, apa kau baik-baik saja?"

"Saya baik, tapi... tapi kenapa anda tidak bertanya tentang kemana saya pergi atau apa yang saya kerjakan beberapa hari ini?" tanya Bian.

Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang