Inggrid menatap tidak percaya. Kedua matanya terbelalak seperti baru saja melihat hantu.
"Mmmhh... bwahahahahhahaha..." akhirnya tawa Inggrid meledak. Dia bahkan tertawa sambil memegangi perutnya. "Aduh sakit sekali." Inggrid menyeka air matanya karena tertawa.
"Ke-kenapa kamu tertawa seperti itu?"
"Tentu saja karena lucu. Aku? keturunan yang terpilih? kau ada-ada saja. Hahahahaha..." Inggrid tertawa lagi.
"Kenapa kau berfikir aku mengada-ada?"
"Kau tahu yang terpilih dan keluarganya, mereka penguasa sihir kuno. Percayalah keluargaku bukan keluarga sihir kuno. Mereka tidak bisa melakukan sihir kuno. Nenekku sudah pernah mencoba dan hasilnya sihir kuno itu menyita semua tenaganya dan hampir membuatnya terbunuh. Jadi kami tidak mungkin keluarga Scazumergh seperti yang kamu katakan. Sungguh... itu tidak mungkin."
Inggrid kembali berjalan meninggalkan Bian yang masih berdiri bingung. Tak berapa lama Bian berlari kecil menyusul Inggrid.
Setelah beberapa lama berjalan, mereka sampai di depan kantor Elder. Tidak jauh berbeda dari kantor Elder di masa depan. Hanya catnya saja yang berubah dan juga tumbuhan dan pepohonan.
"Tuan Gremor!" panggil Inggrid. Inggrid mendatangi satu orang yang baru saja keluar dari kantor Elder. Orang itu mengenakan terusan seperti gaun berwarna putih, baju yang selalu di kenakan para Elder tua saat mereka memasuki kota Disprea.
"Nona Foley. Apa yang sudah aku katakan tentang peraturan memasuki kota ini?"
"Oh maafkan saya tuan Gremor, saya... sedikit terburu-buru hingga tidak sempat menggantinya."
"Mengenakan pakaian kotor dan lihatlah betapa dekilnya dirimu." tuan Gremor menggelengkan kepalanya.
"Saya sungguh minta maaf tuan tapi saya ingin--"
"Tentang Minotaur itu bukan? sudah di atasi. Binatang buas itu telah di mantrai entah oleh siapa. Kami tidak punya waktu untuk mencari tahu. Yang jelas, mantra sudah kami batalkan dan binatang itu sudah kembali seperti semula." tuan Gremor kembali berjalan menjauhi kantor Elder. Inggrid berlari kecil mengikutinya, dia belum berterima kasih.
"Terima kasih tuan." sahut Inggrid menghentikan langkah tuan Gremor.
"Dan nona Foley, aku mohon, jangan membuat masalah... lagi. Dengan situasi kota Disprea sekarang, kita tidak punya waktu untuk mengurusi hal lain selain kaum hitam. Kau mengerti?"
"Uhm.. tentu... tuan."
"Bagus." tuan Gremor kembali berbalik dan berjalan. Sambil berjalan, dia kembali berbicara. "Bersiaplah untuk bertempur nona Foley. Kita akan segera menyerang."
"Tapi tuan, saya...tidak bisa."
Tuan Gremor kembali menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Apa kau bilang?"
"Tuan, saya-- adik saya..."
"Nona Foley apa kau lupa keinginanmu menjadi Knirer?"
"Tentu saja tidak. Itu sudah menjadi impian saya sejak kecil. Knirer barisan terdepan."
"Kalau begitu ikut bertempur. Ini adalah peluangmu untuk menunjukan kemampuanmu pada para Elder tua. Kau tahu menjadi Knirer tidaklah mudah nona."
"Saya tahu tuan."
"Kalau begitu lakukan." tuan Gremor berbalik kembali dan segera pergi. Inggrid menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya. Inggrid kembali berjalan menuju rumah di ikuti Bian.
"Kenapa kau ingin menjadi Knirer?"
"Karena itu impianku dan kerja menjadi Knirer mempunyai masa depan yang cerah, secara materi juga tentu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3
Fantasy[Young adult and minor romance] Please baca story yang pertama : babak pertama dan yang kedua : pemburu penyihir agar mengerti jalan ceritanya. Mendengar ada cara membunuh Darkness, Bian mulai berpetualang bersama Kate dan Gina untuk mencari benda...