I Will Save Her, No Matter What Happen

820 117 0
                                    

Bian masih menutup matanya. Detak jantungnya cepat.

"Wahh.. Detak jantungmu cepat sekali." sahut Nick.

"Apa?" Bian masih menutup matanya.

"Aku berkata, detak jantungmu cepat sekali." ulang Nick. Bian membuka matanya dan menatap Nick. "Tenanglah. Kita selamat."

Bian melihat sekelilingnya. Tidak ada kaum hitam lagi. Semua hening dan gelap. Mereka berada di hutan yang berbeda.

"Kau baik-baik saja?" tanya Nick. Bian hanya bisa mengangguk. "Kau terlihat takut sekali."

"Mereka melontarkan mantra kematian tadi. Sekali kena, kita akan mati. Kau yakin ingin mati di sana?"

"Well my love. Aku sudah mati, kau ingat?"

Bian tidak menjawabnya. Dia melihat sekitar. "Dimana kita?"

"Entahlah, aku tidak tahu."

"Gelap sekali. Flamin Michier." Bian menyalakan api di tangannya. "Dan juga sepi."

"Tidak juga."

"Apa maksudmu tidak juga?"

"Aku mendengar suara?"

"Suara? Suara siapa?"

"Entahlah. Banyak. Sepertinya sebuah pemukiman."

"Sebaiknya kita kesana." Bian melangkah pergi tapi Nick menghalanginya.

"Jangan. Sebaiknya kau beristirahat Bian."

"Tidak, kita kepemukiman itu dan--"

"Bian!! Dengar aku. Kau tadi terluka parah."

"Ramuan Elma menyembuhkanku. Aku baik-baik saja."

"Tapi kau tetap perlu istirahat. Setidaknya berikan tubuhmu waktu untuk istirahat."

Bian menghela nafas. "Baiklah."

Bian duduk bersandar di pohon.

"Apa kau perlu makan atau minum?"

"Aku tidak membutuhkan apapun."

"Kau yakin?"

"Aku hanya butuh tidur Nick."

"Baiklah kalau begitu." Nick duduk di sebelah Bian. "Bersandarlah disini." Nick memegang pundaknya. "Lalu tidur. Aku akan berjaga."

"Kau tidak tidur?"

"Aku vampir Bian. Tubuhku lebih kuat dari manusia biasa. Aku sedikit haus tapi aku baik-baik saja. Aku terbiasa menahan haus saat terkurung di kastil itu. Tidurlah. Tidak akan ada yang menyakitimu. Aku akan berjaga."

Bian menurut dan menyadarkan kepalanya di bahu Nick lalu menutup matanya.

"Apa kamu yakin kita bisa mengumpulkan bukti tepat waktu?"

"Tidak ada yang sempurna di dunia ini Nick. Selalu ada celah. Kita hanya harus teliti menemukan celah itu."

"Celah. Benar."

Nick menatap jauh lalu tanpa sadar ikut terlelap.

******

Matahari menyilaukn mata Nick. Tidur Nick mulai terganggu demgan sinar matahari itu. Nick membuka matanya perlahan. Dia melihat sekitar dan tidak mendapati Bian di sisinya. Nick terkejut dan langsung bangkit.

"Bian? My love?" Nick mulai mencari keberadaan Bian. "Bian?!"

"Astaga kenapa kau berteriak?" Bian muncul tiba-tiba.

Yang terpilih : pangeran yang terkutuk (the Cursed Prince) Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang