Part 9-Happy Reading-
Tarikan tangan yang cukup kuat mampu membuat Zea dengan pasrah mengikuti setiap langkah orang yang sedang menariknya itu. Orang yang sama dengan yang menarik Zea saat tragedi di kantin tadi.
Zea bingung, tentu saja. Kenal saja tidak dengan cowok yang sedang menariknya seenak jidat saja menyeretnya yang entah akan di bawa kemana dirinya.
"Permisi, ini gue mau di bawa kemana ya?" tanya Zea namun tak mendapatkan balasan dari cowok itu.
Hingga keduanya tiba di kelas. Baru akan berucap namun Zea mengurungkan niatnya ketika tangannya di lepas dengan sedikit kasar oleh laki-laki yang sedari tadi menarik Zea dan kini sudah berbalik dan menatap Zea tajam.
Semua orang yang berada di kelas langsung menatap Zea dan laki-laki itu penasaran. Tatapan Zea yang awalnya menatap laki-laki itu kini beralih menatap sekelilingnya yang juga sedang menatapnya balik.
Zea berdecak pelan, baru kali ini dirinya mendapatkan perhatian langsung dari seluruh murid yang ada di kelas.
Hingga tatapan Zea kembali menatap laki-laki yang masih setia dengan tatapan tajamnya. Kening Zea mengerut, ada apa dengan laki-laki itu?
"Bisa gak Lo gak usah cari masalah?" ucapan itu keluar begitu saja dari bibir laki-laki tersebut setelah beberapa saat asik menatap Zea tajam.
Melirik pada name tag yang terpasang di dada, akhirnya Zea tahu siapa nama laki-laki itu.
Aksa Radewa
"Maksudnya?" tanya Zea tak paham.
Hening, orang-orang yang berada di kelas tak ada yang membuka suaranya, memilih bungkam dan membiarkan Aksa dan Zea yang berbicara.
Aksa memasukan sebelah tangannya ke saku tanpa mengalihkan tatapannya dari Zea yang mengerutkan kening pertanda tak paham.
"Lo tahu, tadi lo cari masalah sama siapa?" pertanyaan Aksa yang dingin dan tajam tak membuat Zea merasa takut cewek itu justru melipat tangannya di perut dan menatap balik Aksa tak kalah tajam.
"Tahu, gue sempet baca name tag-nya. Kalo gak salah namanya, Aurel?" jawab Zea menyebutkan nama perempuan yang bertengkar dengannya di kantin tadi.
Kesiap satu kelas membuat Zea mengerutkan kening. Se-kaget itu? Zea jadi penasaran seberpengaruh apa orang bernama Aurel si jelmaan nenek lampir di sekolah ini. Pasti tak seberpengaruh seperti Zea di sekolahnya yang lama kan?
Tatapan Zea dan Clarisa bertemu, Clarisa memalingkan wajahnya setelah sebelumnya mendengus dan menghela napasnya kasar.
"Dan lo tahu siapa dia?" pertanyaan Aksa kembali membuat Zea mengalihkan atensinya pada laki-laki jangkung itu.
"Gue murid baru kalo lo lupa!" tekan Zea agar Aksa yang ada di hadapannya ini sadar bahwa Zea memang tidak tahu. Lagi pun ngapain repot-repot nyari tahu tentang nenek lampir itu, maaf-maaf aja Zea tak se-kuker itu.
Aksa memandang Zea serius. "Satu yang mau gue tekankan sama lo, jangan cari masalah. Tetep tahu mana batasan lo, paham maksud gue kan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Bad Marriage [END]
Teen Fiction17+ - Menikah untuk Berubah atau Menikah untuk Berulah - Aeris Florenzea, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, dan itu sudah biasa. Asean Vareri Ocean, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, tawuran, bolos, dan bagi Sean pun itu sudah bias...