Sakit

9.9K 605 17
                                    

Part 35

Selembaran kertas kini bergerak estafet dari depan ke belakangan hingga murid yang berada di dalam kelas itu masing-masing sudah memegang salah satu dari kertas-kertas tersebut.

Semuanya tampak sibuk meneliti kertas yang berada di genggamnya masing-masing. Lalu suara dari Bu Salwa yang sedari tadi berdiri di depan kini mulai mengintrupsi. "Oke anak-anak itu adalah surat keterangan untuk mengetahui akan melanjutkan kemana kalian setelah lulus dari sini."

"Karena minggu depan kita sudah akan melaksanakan try out jadi ibu sengaja membagikan kertas ini sekarang agar kalian dapat menentukan dengan sebaik-baiknya pilihan yang akan kalian ambil."

"Apa ada pertanyaan?"

"Di kumpulin laginya kapan Bu?" tanya Geo setelah sebelumnya mengangkat tangan.

"Sebelum ujian nasional kertas itu harus sudah di kumpulkan," jawab Bu Salwa.

"Ada lagi?" tanya Bu Salwa dan di jawab gelengan serempak dari semuanya. Bu Salwa mengangguk lalu berpamitan dan melangkah keluar dari kelas 12 IPS 1 itu.

Setelah kepergian Bu Salwa beberapa murid langsung saling berkumpul membicarakan perihal kemana mereka akan melanjutkan. Begitupun dengan Geo dan Arthur yang langsung membalikan kursi menghadap meja Sean dan Rigel di belakangnya.

"Jadi guys? Mau kemanakah kita?" ucap Geo.

"Univ sebelah sabi nih," timpal Arthur sambil cengengesan.

Sean menghela napasnya kasar. "Lulus langsung nikah aja deh gue," ucap Sean.

Kompak ketiga laki-laki yang mendengar ucapan Sean langsung mendelik. "Bapak OTW satu anak ini kalo ngomong suka ngadi-ngadi," ucap Geo.

Sean tertawa. "Lha? Emang kenapa kalo gue nikah?"

"Mon maap sebelumnya ya Bapak OTW satu anak. Lu kan dah nikah bego mau nikah ama sapa lagi lo hah? Kagak cukup si Zea buat elu?" timpal Arthur.

"Gue mau nikah dua kali sabi kali," ucap Sean dengan santainya.

"FYI aja nih, gue suka janda anak satu," ucap Rigel tanpa mengalihkan atensinya yang sedang meneliti kertas di tangannya.

Sean langsung menoleh cepat pada Rigel yang duduk di sampingnya. "Oh jadi selama ini lo—" Sean menggantungkannya ucapannya sambil menatap Rigel serius.

Rigel yang menunduk langsung mengangkat kepalanya membalas tatapan Sean. "Apa?"

"Jadi selama ini lo suka sama Mbak Susi yang jual pop ice di kantin?" lanjut Sean sambil menahan tawanya.

Rigel menatap datar Sean lalu mendelik ketika suara tawa Geo dan Arthur terdengar sangat kencang. "Pantesan aja lo sering beli pop ice rasa duren di campur taro," ucap Geo di sela tawanya.

"Apa hubungannya anjir," protes Rigel tak terima.

"Gak ada sih HAHAHA," jawab Geo lalu kembali tertawa kencang.

"Eh, tapi seriusan Se lo mau nikah lagi?" tanya Arthur masih penasaran.

"Iya, kita liat aja nanti," jawab Sean dengan senyum misteriusnya.

***

Zea menopangkan pipinya menggunakan tangan kiri dengan posisi badan yang menyamping menghadap Clarisa yang juga tengah melakukan hal yang sama. Keduanya juga sama-sama sedang memperhatikan selembar kertas yang mereka pegang.

"Ze?" panggil Clarisa pelan yang di jawab Zea dengan gumaman saja.

"Jadi... gimana?"

(Not) Bad Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang