Part 4
Sinar matahari pagi masuk melalui celah-celah kamar membuat seorang perempuan dengan selimut yang menggulung tubuhnya itu terusik.
Merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku akibat posisi tidurnya yang tidak nyaman, perempuan itu menggaruk rambutnya linglung. Menelaah sekitar dengan alis mengerut lalu menatap dirinya yang terduduk di— sebentar!
—lantai? Kok bisa?Pandangannya kini tertuju pada seseorang yang sedang tertidur pulas di atas kasur terlihat sangat nyaman. Zea mendengus sinis, ingatannya langsung tertuju pada kejadian semalam dimana Zea yang harus adu mulut dengan Sean karena masalah tempat tidur.
Flashback semalam
"Gue yang tidur di kasur!" ucap Zea.
Sean yang sedang bermain ponsel langsung mengalihkan atensinya pada Zea. Apa maksudnya? Apa perempuan itu tu juga tidak ingin satu ranjang dengannya? Diam-diam Sean tersenyum miring.
"Apa? Gak denger!" sinis Sean.
"Gue tidur di kasur!" tekan Zea.
"Ya tinggap tidur apa susahnya?"
"Gue gak mau sekasur sama lo!"
"Ini apartemen gue kalo lo lupa."
Zea mendelik sinis. "Terus gue peduli? Bodo amat, lagian gue ini istri lo kalo lo lupa!"
"Apapun milik suami itu milik istrinya juga, tapi kalo milik istri ya milik istrinya sendiri!" lanjut Zea yang mendapat tatapan tajam dari Sean.
Teori dari mana pula itu? Batin Sean.
"Ini apartemen gue dan lo cuma numpang gak usah gede kepala," jawab Sean membuat amarah Zea memuncak.
"Terus kenapa lo bawa gue kesini hah?!"
"Ya lo pikir aja sendiri. Punya otak kan?!"
Zea yang sudah sangat kesal dan lelah akhirnya memilih mengalah tak guna melayani laki-laki sableng di hadapannya yang bahkan tak mau mengalah dengan perempuan.
Cih!
"Terserah lo bangsat!" final Zea dan berjalan menuju sofa yang ada di kamar itu.
Flashback off
Zea menatap sinis laki-laki yang masih tertidur pulas itu. "Liat aja gue bales lo!" gumam Zea dengan nada kesal.
***
Zea kini sedang duduk di sofa sambil memakan sarapannya dengan khidmat sebelum sebuah suara mampu membuat mood Zea hancur seketika.
"Sarapan gue mana?" tanya Sean yang sudah berdiri di samping Zea yang sedang sarapan sambil menonton. Tadi saat dirinya ke dapur, ia tak mendapati apapun di sana.
Zea seolah tak mendengar dan tetap fokus pada sarapannya juga kartun di televisi mengabaikan Sean yang menatapnya tak santai.
"Jawab gue!" sentak Sean.
Dengan berat hati Zea menoleh dan menatap Sean malas. "Apa sih?"
"Sarapan gue mana?"
"Mana gue tahu," jawab Zea acuh membuat Sean menahan emosinya mati-matian.
Sean mendengus sinis. "Lo enak-enakan makan tanpa mikirin suami lo udah makan apa belum? Istri macam apa lo!"
Zea yang memang sedari tadi sudah menahan kesal dan amarah pun langsung membanting sendok dan piringnnya pada meja kaca di depannya yang sukses menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Bad Marriage [END]
Teen Fiction17+ - Menikah untuk Berubah atau Menikah untuk Berulah - Aeris Florenzea, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, dan itu sudah biasa. Asean Vareri Ocean, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, tawuran, bolos, dan bagi Sean pun itu sudah bias...