Part 28
Sean mendudukkan dirinya di kursi samping Rigel yang sedang bermain ponsel. Menyandarkan punggungnya sambil mengacak rambutnya dengan gemas Sean menghela napasnya kasar.
Rigel yang mendengar itu langsung memalingkan wajahnya menatap Sean mengernyit. "Napa lo?"
Tak menjawab, Sean lebih memilih memejamkan matanya dengan kepala yang sudah mendongak. Rigel hanya mengedikan bahunya acuh lanjut bermain ponsel.
"Geo sama Arthur kemana?" suara Sean memecah keheningan.
"Beli makan."
Sean kembali diam hingga suara gaduh yang berasal dari arah pintu depan rumah Rigel terdengar. Memang malam ini Sean sedang berada di rumah Rigel berniat berkumpul bersama para sahabatnya.
"Dih bego! Mbaknya yang budek, gue bilangnya rasa coklat malah di kasih green tea jauh anjir!"
Geo menyimpan plastik yang di bawanya ke hadapan Sean juga Rigel yang sedang memperhatikan cowok itu heran. "Masa gue beli es krim coklat di kasih green tea? Untung Mbak-Mbaknya cakep," gerutu Geo sambil menjilati es krim yang berada di tangannya.
"Lu pesen green tea dodol! Gue aja denger," ucap Arthur tak habis pikir. Jelas-jelas tadi dirinya mendengar Geo memesan rasa green tea tapi saat si Mbak penjual es krim memberikan rasa itu Geo justru protes dan mengatakan bahwa pesanannya adalah rasa coklat.
"Coklat Thur, lo sama aja kayak Mbak-Mbaknya budek!"
"Green tea jingan! Lo pesen green tea!"
"Dih! Siapa coba yang ngomong? Gue!"
"Eh! Siapa yang denger! Gue sama Mbaknya denger ya lo bilang green tea"
Sean dan Rigel tanpa mau repot-repot melerai perdebatan unfaedah dari dua mahkluk itu. Keduanya justru asik memakan makanan yang di bawa dua mahkluk yang masih asik berdebat perihal rasa es krim dengan santainya.
"Eh? Enak bener lo berdua, kita yang beli lo berdua yang makan!" decak Geo kesal saat menyadari makanan yang di bawanya sedang di santap nikmat Sean juga Rigel.
Arthur menepuk bahu Geo lalu berucap. "Udah biarin, anggap aja sedekah sama fakir miskin." Sean dan Rigel tak membalas, keduanya justru acuh dan tetap melahap makanannya.
Lalu empat laki-laki itu kini sibuk dengan makanannya masing-masing, Geo yang sedang asik makan langsung mendongak tiba-tiba ketika teringat sesuatu. "Eh Se, gue tadi liat bini lo."
Sean mendongak membalas tatapan Geo. "Dimana?"
"Di deket tukang nasi goreng JKL," jawab Geo sambil menerawang. Tadi ketika berdebat dengan Mbak-Mbak saat membeli es krim dirinya melihat Zea yang sedang mengantri di warung nasi goreng yang bersebrangan dengan kedai es krim. Namun, saat akan menghampiri Zea justru sudah pergi memasuki sebuah mobil.
"Gue sama Geo awalnya mau nyamperin, tapi dia keburu naik mobil," timpal Arthur.
Sean bergeming. Mobil? Zea naik mobil siapa?
"Lo sama dia baik-baik aja kan?" kini Rigel yang membuka suaranya. Melihat dari raut Sean beberapa hari ini yang terlihat kusut, Rigel dapat menyimpulkan bahwa Sean sedang ada masalah tapi Rigel tak tahu sedang ada masalah apa.
Sean meletakan sendok yang di pegangnya lalu menatap ketiga sahabatnya. "Zea hamil!"
"Ukhuk... ukhuk... ukhuk..." dengan kompak Rigel, Geo dan Arthur tersedak makanannya lalu mengambil air mineral guna membasahi tenggorokannya yang terasa perih lalu ketiganya menatap Sean dengan pandangan tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Bad Marriage [END]
Teen Fiction17+ - Menikah untuk Berubah atau Menikah untuk Berulah - Aeris Florenzea, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, dan itu sudah biasa. Asean Vareri Ocean, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, tawuran, bolos, dan bagi Sean pun itu sudah bias...