Misi

7.9K 533 4
                                    

Part 26

Dua orang perempuan dengan seragam yang mekekat di tubuhnya kini sedang berdiri di tembok dekat gudang tempat biasanya murid-murid membolos keluar dari sekolah sedang menunggu sosok lain di balik tembok itu.

Dengan ponsel yang di tempelkan di telinga salah satu dari dua perempuan itu menghubungi seseorang. "Kita udah di sini."

"Ini naiknya gimana Zea?" tanya orang di seberang sana atau lebih tepatnya Amiralah sosok yang berada di balik tembok itu.

Clarisa dan Zea menggaruk rambutnya bersama. "Di sana gak ada tangga?" tanya Clarisa.

Amira berdecak. "Adanya tangga yang panjang itu lho, yang dari kayu."

"Yaudah itu pake," ucap Clarisa.

"Gue takut jatoh jingan!" marah Amira.

Zea memutar bola matanya malas. "Mau gue samperin ke sana?"

Clarisa menatap Zea tak paham. "Ngapain?"

"Ya bantu dia naiklah," jawab Zea.

"Ngarang lo, gak inget keadaan lo sekarang? Yang ada makin ribet!"

Amira yang berada di balik tembok itu menggaruk keningnya ketika dua sahabatnya itu justru asik berdebat. "Udah diem jangan debat mulu. Gue naik sekarang!"

Perdebatan antara Zea dan Clarisa langsung terhenti ketika mendengar ucapan Amira, lalu keduanya mendongakkan kepala ke atas menunggu hingga di sana kepala Amira terlihat menyembul.

"Jago juga gue manjat," puji Amira pada dirinya sendiri.

"Iya buruan turun betah amat lo di sana!" dengus Clarisa yang melihat Amira yang justru duduk anteng di atas tembok.

"Ih ini turunnya gimana?" panik Amira baru tersadar.

"Lompat aja," usul Zea.

"Dih! Gak mau? Gila aja!"

"Buru lompat Amiraa!!" Clarisa yang memang kesabarannya sudah habis mendesak Amira untuk segera turun.

"Ribet banget ya Tuhan jadi guee!! Siapa yang butuh siapa yang susah!"

Zea menahan tawa melihat Amira yang kesulitan untuk turun. "Itu ih ada bangku, pake bangku aja ihh!"

Lalu dengan sigap Zea dan Clarisa menyusun bangku yang ada untuk akses Amira turun. Dengan pelan Amira menuruni setiap bangku yang di pegangi oleh Zea dan Clarisa.

Kini ketiga cewek itu sudah berdiri bersisian di area samping sekolah. Amira menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu. "Eh ini akses bolos ya?"

Zea mengangguk. "Tapi untungnya lagi pada waras gak ada yang bolos jadi kita aman."

"Yaudah cepetan gue udah gak sabar!" dengus Clarisa.

Zea dan Amira kompak mengangguk. "Ini pake masker sama jaketnya," titah Zea dan langsung di turuti Amira.

Ketiganya saling tatap dengan senyum mengembang penuh arti. "Let's time begin," kompak ketiganya.

***


Nekat, itulah yang kini sedang di lakukan ketiga perempuan yang tak lain adalah Zea, Clarisa dan Amira. Demi sebuah misi mereka nekat datang dan mendatangkan orang yang bukan bagian dari sekolah itu. Amira.

"Gue takut ketahuan asli!" ungkap Amira dengan raut tak enaknya.

Dari dulu diantara ketiganya memang Amiralah sosok yang terkadang sulit di bawa ke aliran sesat seperti ini. Zea berdecak. "Takut lo telat anjir! Kita udah di sini jadi ya musti lanjut."

(Not) Bad Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang