Anak & Mak yang Kuat

8.4K 538 7
                                    

Part 30

Suasana ricuh menyambut kedatangan Zea ke dalam kelasnya. Berdiri di ambang pintu dengan kernyitan di dahinya Zea mencoba membaca situasi yang sedang terjadi, lalu tatapannya kini beralih pada sosok yang sedang duduk dengan tangis yang cukup terdengar kencang di telinga Zea.

Sere, cewek itu menangis sambil menutupi seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangan dan jangan lupakan beberapa orang di sekitarnya yang mencoba menenangkan.

Zea mendengus, kali ini apalagi?

Kedatangan Clarisa yang berjalan menuju pintu keluar membuat Zea mengalihkan tatapannya lalu menatap Clarisa dengan raut seolah bertanya ada apa?

Tampak Clarisa memutar bola matanya malas. "Biasalah!" ucap Clarisa terdengar sinis.

Lalu Clarisa menarik tangan Zea membawanya keluar dari kelas. "Kita ke BK."

"Ngapain?" tanya Zea.

Clarisa langsung membalikkan badannya menatap Zea serius. "Dia," tunjuk Clarisa menggunakan dagu ke arah pintu kelasnya. "Berulah lagi," lanjutnya.

Zea berdecak. "Udah gue duga."

"Dan lo tahu korban fitnah dia sekarang siapa?" Zea menggeleng.

"Ikut gue," ajak Clarisa yang langsung berbalik dan berjalan di ikuti Zea.

Sampailah keduanya di lorong yang berisikan ruangan guru-guru, ruang TU juga satu ruangan yang menjadi tujuan mereka yaitu ruang BK.

Zea dan Clarisa berhenti di belokan koridor lalu sedikit mengintip pada lorong yang kini lumayan ramai apalagi tepat di depan ruangan yang kedua perempuan itu akan di tuju.

"Sama anak IPS lagi?" tanya Zea tak percaya setelah barusan mengintip orang-orang yang tengah berkumpul itu terdapat Sean, Geo dan Rigel diantaranya.

Zea lalu terdiam beberapa saat setelah menyadari sesuatu. "Jangan bilang kalo yang di dalem BK itu Arthur?" tanya Zea meminta penjelasan karena tak mendapati Arthur di sana karena biasanya keempat laki-laki itu selalu bersama.

Anggukan yang Clarisa berikan membuat Zea menghela napasnya kasar. "Kok bisa sih?" decak Zea.

"Gue heran deh, kita udah kelas 12 ada baiknya dia tuh berhenti bikin drama murahan kayak gini. Apa tujuannya coba?" kesal Clarisa.

Zea menatap Clarisa dengan pandangan yang sulit di artikan. "Sejak kapan lo peduli sama masalah orang lain Cla?"

Clarisa yang diberi pertanyaan seperti itu hanya memutar bola matanya. "Bagus banget lo nanya gitu setelah lo sendiri yang nyeret-nyeret gue!"

"Emang gak ada ahklak lo." cerca Clarisa.

Zea tertawa. "Gue pikir lo punya something sama si Arthur."

"Bacot!"

Suara riuh dari area lorong membuat Zea dan Clarisa sontak kembali mengintip. Di sana terlihat Arthur yang sudah keluar dari ruangan BK dan gantian kini sedang di interogasi teman-temannya. Raut frustasi sangat terasa kental menyelimuti wajah Arthur.

"Gak usah nanya-nanya dulu bisa?!" decak Arthur.

Lalu cowok itu berjalan meninggalkan teman-temannya menuju arah Zea dan Clarisa yang sedang mengintip yang spontan langsung menegakkan diri dengan punggung yang merapat pada tembok.

Saat Arthur sudah melintas cowok itu sempat melirik sekilas pada Zea dan Clarisa yang berdiri kaku sambil merapatkan bibirnya.  Tanpa sepatah kata cowok itu semakin berjalan menjauh entah akan kemana. Terlalu fokus menatap punggung Arthur yang kian mengecil keduanya sampai tak menyadari kehadiran tiga orang laki-laki yang ikut memperhatikan di belakang.

(Not) Bad Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang