Part 7
-Happy Reading-
Zea dengan tas putihnya berjalan sambil menggembungkan pipi, sekolah barunya ini sangat membosankan tak seperti sekolahnya yang lama dimana di sana setiap harinya dia selalu merasa bahagia hanya karena dapat adu bacot dengan para musuh-musuhnya terutama musuh paling teratas bernama Helen yang terakhir kali dirinya berkelahi dengan perempuan itu berakhir kembali masuk ruangan suram bernama BK dan membuat sang Papah murka. Hingga di sinilah Zea sekolah sekarang, sekolah dengan sistem tak masuk akal yang pernah Zea temui. Lupakanlah toh juga Zea tak bisa meratapi nasibnya yang selalu sial ini karena sekarang sudah terjadi.
Setelah sampai di area gerbang Zea menghentikan langkahnya sebentar guna menunggu beberapa kendaraan yang berhamburan ingin melewati gerbang.
Berdiri sambil bersedekap dada tak sengaja Zea melihat sebuah pemandangan dimana sebuah motor hitam besar melintas di hadapannya. Bukan motornya yang menarik perhatian Zea melainkan sosok laki-laki yang tak asing lagi untuknya yang mengendarai motor itu dengan seorang gadis berada di boncengannyalah yang sukses membuat Zea menaikan alis.
Gadis itu mendengus. "Sekolah disini juga ternyata? Pantesan," gumamnya.
Mengeluarkan ponsel yang berada di sakunya Zea mulai menelpon seseorang. "Mir, jemput gue di sekolah sekarang dong! Gak pake lama," sambungan langsung di matikan tanpa menunggu respon Amira yang berada di seberang sana sudah mendengkus kesal.
***
Tin! Tin!
Klakson mobil terdengar berbarengan dengan sebuah mobil putih yang kini sudah berada di hadapan Zea. Kaca mobil bergerak turun memperlihatkan seorang gadis di dalamnya tengah tersenyun terpaksa menyambut. "Silahkan masuk tuan putri Aeris Florenzea," sapa Amira sarkas.
Zea yang semula berdiri dengan kesal langsung melangkah dan masuk kedalam mobil tak lupa dengan dengusan sinisnya.
"Lama! Panas tahu," cerca Zea pada Amira.
"Bacot ya anda. Dah untung gue mau jemput," balas Amira sambil menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah Zea.
"Hm," jawab Zea acuh.
"Gimana sekolah barunya Neng?" Amira memecah keheningan.
"Bad!" jawab Zea.
Kening Amira mengerut, namun senyum miringnya kini mulai terpasang. "Jadi penasaran."
Zea menyandarkan punggungnya. "Lo mungkin akan kaget sama apa yang bakal gue omongin."
"Hah? Apa?" ucap Amira merasa penasaran.
Zea tersenyum miring. "Cla, dia ada di sana."
Mata Amira langsung membulat kaget. "Seriously?"
Zea mengangguk. "I am so serious. Gue sekelas bahkan satu bangku," papar Zea yang lagi membuat Amira terkejut.
Sepersekian detik keterkejutan Amira berubah dengan tawa yang menggelegar. "Gak kebayang mukanya Cla waktu liat lo lagi setelah sekian lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Bad Marriage [END]
Teen Fiction17+ - Menikah untuk Berubah atau Menikah untuk Berulah - Aeris Florenzea, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, dan itu sudah biasa. Asean Vareri Ocean, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, tawuran, bolos, dan bagi Sean pun itu sudah bias...