Apa Lagi Ini?

6.2K 475 17
                                    

Part 43

Brugh

Sret

"Argh!"

Dalam sekejap mata Zea kini melihat Helen yang sudah tersungkur dengan tangannya yang sedikit tergores oleh pisau yang di pegangnya sebelum terpelanting ke sudut ruangan.

"Jangan pernah sentuh atau sakitin Zea dengan tangan kotor lo itu," ucap seseorang dengan nada dingin.

Zea mendongak dan langsung menemukan Sean yang berdiri di hadapannya, napas cowok itu terlihat tersengal. Tak terasa air mata yang sedari tadi di tahannya kini perlahan meluruh. Sean menoleh memandang Zea yang juga sedang menatapnya.

Sean menunduk mengusap air mata Zea. "Jangan nangis," ucap Sean setelah mencium pipi Zea sekilas.

"Anjing!" umpat Helen lalu berdiri memandang Sean dengan sorot marah lalu sedetik kemudian matanya berubah terkejut saat tahu siapa sosok yang sedang di pandanginya itu.

"Sean?" ucap Helen pelan namun cukup jelas terdengar di telinga Sean maupun Zea.

Zea mengerutkan kening saat melihat ekspresi Helen yang sepertinya mengenal Sean.

Sean yang masih memandang Zea kini beralih menatap pada Helen. "Kenapa?" tanya Sean dengan masih mempertahankan sorot dinginnya.

"Lo, lo a-apa hubungan lo sama Zea?" tanya Helen sedikit terbata yang lagi lagi membuat heran Zea. "Ada apa ini?"

Pandangan Zea teralihkan saat beberapa orang masuk ke dalam ruangan yang di tempati Sean, Zea juga Helen. Di sana terlihat Amira, Clarisa, Denio, Aksa, Geo, Arthur dan Rigel yang mulai berjalan mendekat.

"Zea!" pekik Amira dan langsung menghambur memeluk Zea di ikuti Clarisa di belakangnya.

"Sesek Mira!" protes Zea saat cewek itu memeluknya terlalu kencang.

Amira melepaskan pelukannya dan menatap Zea dengan air mata yang sudah berderai. "Gue khawatir Zea takut lo kenapa-napa," ucapnya.

Zea terkekeh saat melihat Amira seperti itu. "Gue gak apa-apa," ucap Zea mencoba menenangkan.

Clarisa yang sedari tadi memperhatikan diam-diam ikut bernapas lega mengetahui jika Zea tidak sampai terluka. "Minggir!" usir Clarisa pada Amira yang menghalanginya yang akan membuka ikatan yang ada di tubuh Zea.

Amira menggeser tubuhnya sambil tangannya mengusap sisa-sisa air matanya seperti anak kecil. Clarisa membantu Zea berdiri dan Zea yang merapihkan bajunya yang tampak kusut. Lalu dengan serentak ketiga menoleh kaget saat jeritan dari seorang perempuan yang terdengar nyaring. Namun, belum sempat ketiganya melihat pandangan mereka langsung terhalangi oleh tubuh Aksa dan Geo.

"Itu suara Helen?" tanya Amira melotot.

Geo menggaruk kepalanya terlihat bingung. "Itu..." tatap Geo pada Aksa meminta bantuan.

"Kita keluar," ucap Aksa yang langsung menggiring tiga cewek itu untuk keluar dari ruangan.

"Tapi—" ucapan Amira langsung dipotong Geo. "Jangan bandel ya Amira sayang, kita keluar."

Zea tak banyak bicara begitu juga dengan Clarisa. Namun, sebelum benar-benar keluar Zea sempat melihat kondisi Helen yang tampak terduduk dengan kondisi mengenaskan dengan tangannya yang seperti tengah di injak oleh Sean sedangkan laki-laki itu tampak santai dengan memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

***

Zea berdesis pelan ketika perutnya yang tidak Zea sadari memiliki luka goresan sedikit memanjang itu tengah di olesi salep oleh Sean. Meniup-niup kecil agar sedikit meredakan rasa nyeri Sean dengan telaten mengolesi sepanjang goresan di perut Zea.

(Not) Bad Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang