Part 18
Seorang perempuan dengan tas putih di punggungnya kini sedang bersitatap sinis dengan laki-laki yang kini berdiri tepat di hadapannya.
"Apaan sih lo?! Minggir!" kesal perempuan itu.
"Kemarin kemana?" tanya laki-laki itu justru balik bertanya.
"Apa urusannya sama lo, mau itu gue pergi kemana pun terserah gue?!" jawab perempuan itu sinis.
Laki-laki itu hendak kembali bersuara, namun harus di urungkan ketika sebuah suara mengintrupsi keduanya.
"Berdiri tuh jangan ngehalangin jalan!" di lihatnya perempuan berambut panjang dan berwajah angkuh kini menatap kedua orang itu dengan tajam.
"Minggir!" ucapnya kemudian berjalan masuk area kelas dengan menabrak bahu laki-laki yang sedari tadi memang berdiri di tengah-tengah pintu.
Tak menyia-nyiakan kesempatan perempuan ber-tas putih pun ikut masuk dan melakukan hal yang sama pada laki-laki yang masih terdiam terpaku di tempatnya.
Mendengkus laki-laki itu bergumam. "Emang gak pernah berubah barbarnya tuh dua betina."
Melirik pada teman sebangkunya perempuan ber-tas putih itu berucap. "Thank's Cla,"
Clarisa menoleh dengan alis mengerut. "For what?"
Zea pemilik tas putih itu mendudukkan diri di kursi miliknya. "Gak buat apa-apa, gue lagi mau bilang terimakasih aja sama lo," Clarisa mendelik.
"Aneh!" cibir Clarisa dengan kelakuan Zea.
Laki-laki yang tadi berada di depan dan sempat berseteru dengan Zea itu kini masuk ke dalam kelas lalu bersitatap kembali dengan Zea yang sudah menatapnya dengan malas.
Lama laki-laki itu menatap datar pada Zea hingga panggilan dari teman kelasnya membuatnya mengalihkan tatapan dari Zea.
"Aksa!"
Lalu laki-laki yang bernama Aksa Radewa itu kini tampak sedang mengobrol serius dengan Bayu seseorang yang barusan memanggilnya.
Zea berdecih sinis dan masih memperhatikan Aksa dari tempatnya duduk. Dari awal Zea sudah menaruh rasa tak suka untuk laki-laki satu itu. Terlalu ikut campur.
Clarisa memandangi itu, kemudian garis wajahnya menurun dan kini terdiam sambil menatap Zea yang masih memandang tak suka pada Aksa.
"Emang rese banget tuh cowok!" dengus Zea tak menyadari kini Clarisa sedang menatapnya.
***
"SEAN WOI BEGO! JAN KABUR LO!" teriak Geo tak memperdulikan orang-orang di koridor yang kini memusatkan perhatiannya pada keempat laki-laki IPS yang seperti sedang main kucing-kucingan tersebut.
"APA SIH?!" balas Sean dan tetap melangkah bahkan kini sudah mempercepat langkahnya seperti lari kecil.
Arthur yang melihat itu langsung berteriak pada Geo seolah sedang mengerahkan pasukan untuk menangkap musuh. "GE! ITU KEJAR BEGO! LARI BURUAN!" dengan spontan Geo mempercepat langkahnya mengejar Sean yang sudah sangat jauh dari posisi Geo, Arthur juga Rigel yang nampak ogah-ogahan ikutan mengejar.
Bukan tanpa alasan ketiga laki-laki itu mengejar Sean, kemarin laki-laki itu tiba-tiba saja menghilang tanpa ada kabar saat di cari ke tempat-tempat biasanya bolos pun ketiganya tak menemukannya. Hingga saat 30 menit menuju bel pulang laki-laki itu baru menghubungi Geo dan itupun Sean lakukan bukan tanpa alasan. Sean meminta pada ketiga temannya untuk mengamankan tasnya juga satu tas yang membuat ketiganya bingung juga tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Bad Marriage [END]
Teen Fiction17+ - Menikah untuk Berubah atau Menikah untuk Berulah - Aeris Florenzea, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, dan itu sudah biasa. Asean Vareri Ocean, nakal, pembuat onar, bulak-balik ruang BK, tawuran, bolos, dan bagi Sean pun itu sudah bias...