Terbongkar

6.5K 524 11
                                    

Part 45

Beberapa gadis dengan seragam SMA tampak berjalan dengan tergesa di suatu koridor berniat bertemu seseorang yang membuat salah satu dari mereka merasa sangat marah.

Saat sudah sampai di depan kelas yang di tujunya mereka langsung berteriak memanggil nama orang yang ingin mereka temui.

"SERE! KELUAR LO!" teriak gadis yang paling depan membuat orang-orang yang berada di kelas tampak terkejut dan mengerutkan keningnya.

"SEREANJING! KELUAR LO!" buru-buru orang-orang yang ada di dalam kelas itu keluar saat suara-suara ribut di depan semakin keras dan menimbulkan kericuhan karena bukan hanya kelas IPA 1 saja yang keluar dari kelas melainkan juga kelas-kelas lainnya yang kebetulan berada dekat dengan kelas itu yang mendengar keributan membuat mereka ingin melihat karena penasaran.

Aurel gadis itu menatap nyalang pada murid-murid IPA 1 yang sudah berada di hadapannya. "Mana si Sere?!" tanya gadis itu nyaring dan sinis.

Aksa yang memang orang yang bersitatap langsung dengan Aurel menjawab. "Lo apa-apaan sih bikin ribut di kelas orang?"

Aurel berdecih sinis. "Gue gak butuh bacot lo! Mana Sere! Gue mau ngasih pelajaran buat tuh cewek muka dua!" murka Aurel semakin tak terkendali.

Lalu tatapan Aurel tertuju pada Sere yang memang sudah berada di sana tetapi berdiri di bagian paling belakang. "Sini anjing!" tarik Aurel dengan kasar pada lengan Sere yang menunduk membuat cewek itu tersentak kaget.

"Mau lo apa sih anjing hah?! Gak puas lo fitnah-fitnah anak kelas gue?! Terus harus banget lo kunciin sahabat gue di toilet rusak?!" pekik Aurel marah.

Sere yang di teriaki seperti itu tentu saja langsung gemetar takut. "JAWAB!" pekik Aurel sambil mengguncang kedua bahu Sere dengan kencang.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Sere membuat Aurel yang sedang emosi semakin tambah emosi dan tanpa di duga Aurel melayangkan sebuah tamparan di pipi kiri Sere dengan kencang yang berhasil menghentikan suara-suara ricuh di sekitarnya di gantikan dengan keheningan.

Tepat saat tamparan itu di layangkan Zea dan Clarisa berhasil menerobos kerumunan orang-orang dan kini dua cewek itu berdiri tepat di belakang Sere yang menolehkan kepalanya ke kanan akibat tamparan yang Aurel berikan. Zea dan Clarisa melototkan matanya ikut terkejut dengan apa yang sudah Aurel perbuat.

"PERSETAN SAMA LO YANG KATANYA TRAUMA! PERSETAN SAMA OMONGAN ORANG YANG SELALU NYALAHIN ANAK IPS KARENA UDAH BUAT LO TRAUMA! PERSETAN SAMA ATURAN-ATURAN YANG ADA DI SEKOLAH INI! GUE GAK PEDULI! LO HARUS TERIMA BALASAN YANG SETIMPAL DARI GUE!" teriak Aurel mengeluarkan seluruh emosinya.

Sere semakin menunduk dalam dengan bahu yang bergetar. Dia sendiri, dia tak bisa berbuat apa-apa, dia takut dan dia tertekan. Zea yang melihat itu mengepalkan tangannya lalu hendak bergerak maju namun cekalan dari sisi kiri dan kanannya menghentikan niat Zea.

Aksa dan Clarisa yang tahu akan niat Zea berusaha tidak melepaskan cekalannya. "Lepas!" desis Zea menahan kesal.

"Ngga Ze lo gak perlu bertindak terlalu jauh," larang Clarisa.

Zea menggeleng. "Gue gak bisa."

"Lepas!" lagi, Zea berucap dengan penuh penekanan. Aksa dan Clarisa saling tatap lalu dengan enggan keduanya melepaskan cekalannya.

Bertepatan dengan Zea yang bergerak maju, dari koridor berseberangan anak-anak IPS baru saja tiba.

Dengan tarikan kencang Zea berhasil membawa Sere berdiri di belakangnya. Bukan Zea ingin menjadi sok pahlawan untuk Sere, hanya saja mungkin hanya Zea yang ingin melindungi cewek itu ketika tahu apa yang sudah di alami Sere selama ini.

(Not) Bad Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang