"Kamu gimana kabarnya? Kayaknya makin sekarang makin sibuk aja." Kata tantenya. Perempuan yang mirip papanya versi perempuan itu kini duduk di sofa yang berada di seberangnya. Tangannya terlipat di depan dada. Wajahnya yang tidak lagi muda itu masih terlihat cantik, apalagi jika tersenyum. Bahkan tanpa tersenyum pun wajahnya selalu saja membuat orang di sekitarnya ingin tersenyum.
"Banyak mahasiswa yang bimbingan, Tan. Maaf ya."
Kana mengangguk. "Kamu udah makan? Tante bisa masak dulu kalau kamu mau makan. Makanan udah habis soalnya karena Keanu yang datang-datang kayak orang kelaparan." Katanya lalu melirik seseorang yang kini duduk tidak jauh dari mereka berdua dengan tatapan serius di hadapan laptopnya.
Malam ini Keanu dan Alana memang menginap di rumah mamanya Keanu. Setahu Rehan, setiap dua minggu sekali mereka memang akan menginap di masing-masing orang tua mereka. Jadi tidak heran, di lantai atas terdengar teriakan khas anak-anak yang begitu jelas. Tangisan Haura dan suara Luthfi tentunya yang kini bermain dengan sang kakek. Karena itu pula, Keanu memilih untuk turun ke bawah, duduk tidak jauh dari tempat Rehan dan mamanya. Tampaknya sepupunya itu masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
Wajahnya memang sangat serius, jari-jarinya masih menari-nari di tuts keyboard laptop, namun tetap saja sinyal telinga Keanu sangat kuat. Tentunya dia bisa mendengarkan ucapan mamanya barusan, membuat lelaki itu kemudian berseru.
"Maa, aku denger. Nggak usah jelek-jelekin aku di depan Rehan!"
"Kamu memang kalah ganteng!" Kata Kana menatap Keanu sengit.
"Tapi Rehan jomblo, Ma. Jadi mau seganteng apapun, dia tetap kalah dari aku."
"Rehan jomblo itu karena pilihannya, bukan karena nggak laku."
"Tetap aja Ma. Apapun alasannya orang nggak akan nanya. Yang jelas, Rehan kalau. Aku sudah punya tiga buntut, lha dia satu aja belum." Kata Keanu begitu semangat menghina Rehan. Wajah datar Rehan seolah tidak bisa membuat Keanu berhenti bicara. "Yaa gimana mau punya buntut, istri aja nggak ada." Kata Keanu lalu tersenyum lebar.
"Harusnya dulu Alana Mama jodohin sama Rehan, nggak sama kamu."
Keanu kini tertawa mengejek. "Alana itu cinta matinya sama aku bukan sama kulkas berjalan."
"Dia hanya belum mendapat petunjuk mana yang baik mana yang nggak, Ken."
"Dasar emak-emak. Lihat yang ganteng aja langsung dibelain habis-habisan." Ujar Keanu kesal. Sedangkan Kana tersenyum puas melihat wajah cemberut anaknya itu.
"Mas mau teh atau kopi?" Suara Alana terdengar. Perempuan itu kini berjalan menghampiri Keanu. "Eh Kak Rehan mau juga? Sekalian aku bikinin nih."
"Nggak usah nawarin Rehan, Yang. Biarin dia buat sendiri saja." Keanu dengan cepat bersuara.
Sementara itu Rehan hanya menatap kelakuan Keanu dalam diam. Sepupunya itu memang masih sama. Sama memalukannya.
"Kopi Al, satu." Seru Rehan kemudian. Alana mengacungkan jempol tanda setuju sedangkan Keanu mendelik tidak suka.
"Lo kira istri gue tukang bikin kopi."
"Alana yang nawarin gue, Ken-ken." Kata Rehan sengaja memanggil Keanu dengan panggilan kecilnya.
"Ken-ken? Siapa?" Tanya Alana bingung menatap Rehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate Until Jannah
Romance*Sekuel Cinta untuk Alana Rehan Nandatama, Pemuda berusia hampir 30-an tersebut sudah terlalu sering ditanyakan tentang 'kapan nikah?'. Pertanyaan yang sama itu tentu saja membuat Rehan malas dan bosan. Bahkan untuk menjawabnya pun Rehan sudah teram...