SUJ 16

1.1K 85 13
                                    

Memilih pasangan itu adalah hak yang bersangkutan. Kriteria untuk memilih pasangan pun beragam tergantung orangnya. Memilih untuk mencari sendiri atau pun dengan bantuan keluarga maupun sahabat itu pun pilihan. Semuanya adalah bentuk ikhtiar kita sebagai manusia dalam mencari pasangan, terlebih pasangan hidup. Ada yang kemudian menikah dengan pacarnya, menikah dengan tetangganya sendiri, menikah dengan teman SMA atau bahkan menikah dengan orang yang tak pernah dididuganya. Itu semua pilihan.

Bukankah jodoh itu misteri? 

Tidak ada yang tahu bahkan, siapa pasangan yang memang sudah ditakdirkan Allah SWT.

Begitu pula Rehan, ketika dirinya ditanyakan oleh orang-orang sekitarnya tentang siapa jodohnya, Rehan pun bingung. Siapa yang tahu jika itu adalah rahasia yang telah Allah siapkan untuknya. 

Lagipula dirinya bukannya tidak berusaha mencari, dirinya pun mencari siapa yang akan dia jadikan pasangannya. Namun sampai sekarang Rehan bertemu dengan seseorang yang dia rasa cocok dengannya. Ya, walaupun untuk sekarang dia dekat dengan Amanda. Dokter yang tak lain sahabat Arif itu memang adalah satu-satunya perempuan single yang bisa dibilang dekat dengannya saat ini. Bukan tanpa alasan mereka jadi dekat. Di antara kelompok mereka hanya mereka berdua yang masih sendiri, jadi tidak salah jika keduanya dijodoh-jodohkan oleh para mak comblang dadakan itu. 

Namun sejauh ini, Rehan hanya menganggap Amanda sebagai sahabatnya. Gadis itu cantik, pintar, sholehah, latar keluarganya tidak ada masalah, namun kenyamanan yang selama ini Rehan rasakan bersama Amanda adalah kenyamanan sebagai seorang sahabat, sama seperti dirinya dengan Alana dulu. Bedanya, antara dirinya dan Alana tidak ada yang memendam rasa, ibu tiga anak itu jelas hanya mencintai Keanu, sepupunya. Namun dirinya dan Amana, Rehan pun menyadari kalau Amanda mulai menampakkan rasa sukanya pada dirinya. Walaupun masih berusaha ditutup-tutupi.

Hanya saja Rehan tidak yakin, kalau Amanda akan menerimanya jika Amanda tahu latar belakang keluarga kandungnya. 

Rehan bukannya tidak mau mengungkit itu lagi sekarang, hanya saja mengingat bagaimana masa kecilnya membuatnya sakit dan begitu trauma untuk menjalani hubungan dengan seseorang. Dia beruntung, setidaknya dia pernah sekali menjalani hubungan. Itu pun endingnya ternyata berkehendak lain. Inilah pepatah yang orang bilang, 'kelamaan pacaran, malah sibuk jagain jodoh orang.' Cinta pertamanya ternyata adalah jodoh sepupu angkatnya.

Jika dulu, lelaki itu menatap perempuan itu dengan cinta, sekarang sudah tidak. Rehan sudah menerima itu. Walaupun si suami perempuan itu seringkali cemburu berlebihan pada dirinya. 

"Lo nggak usah deket-deket sama bini gue." Suara Rafka membuat Rehan menghentikan langkahnya. Rehan hanya melirik sebentar, namun dia kembali melanjutkan langkahnya dan berjalan menghampiri si perempuan yang kini sedang membantu seorang anak perempuan makan. 

"Rehaaan, nggak usah deket-deket." Rafka memang lebay, terlebih jika itu berurusan dengan istrinya.

"Na, suami kamu kenapa tambah alay sih?" Rubyuna terkekeh. Dirinya membiarkan Rehan bermain bersama Haura dan Bila, anaknya.

"Enak aja, kayak kamu nggak aja."

"Aku itu ketularan mereka. Kan dulunya nggak." Elak Rehan. "Bila, ganteng Ayah Rafka atau Om Rehan?" Anak perempuan yang wajahnya mirip dengan Rubyuna itu menoleh pada Rehan, lalu menoleh pada Rafka yang saat ini sedang bercerita dengan Azzam.

"Om Rehan." Jawab Bila dengan pelan. Namun tetap saja sang ayah mendengar itu. Rafka sendiri tidak mengerti mengapa Bila begitu menyukai Rehan. Anak perempuannya itu sangat anteng jika berada dekat Rehan. Sama dengan Haura, putri Alana dan Keanu.

"Lo kalah ganteng, Ka." 

"Untung ada anak-anak, kalau gak udah bicara kasar gue." Rutuk Rafka kesal. "Nggak sekalian lo nanyain gantengan lo apa Azzam?"

Soulmate Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang