"Ma, kebayaku sudah selesai dijahitkan?"
"Loh Mas, aku kan pengennya sate kuah kecap bukan kacang."
"Mama, Mas Banyu narik-narik rambut Tari"
"Maa, liat deh. Mbak Btari pakai kuncir rambutnya Nada."
Rehan menatap keriuhan yang ditimbulkan dari berbagai suara di rumahnya. Tara yang mondar-mandir mengurusi kebaya yang akan dia pakai di acara Tirta, Clara yang langsung menggerutu karena suaminya yang salah beli makananan, Mamanya yang tampak masih sibuk mengurusi Papanya dan tingkah tiga bocah yang wajahnya sangat mirip Gio. Hal-hal seperti inilah yang membuatnya rindu dengan rumah ini.
"Ada yang liat Mas Rehan nggak?"
Suara khas milik Gio itu membuat semuanya menoleh diam. Mereka baru menyadari bahwa lelaki yang baru sampai tadi sore tersebut tidak ada di ruang keluarga. Tampaknya dia masih istirahat. Begitulah pikir anggota keluarga lainnya. Hingga sebuah suara membuat mereka menoleh ke arah tangga.
"Ngapain cari Mas? Kangen?"
Gio berdecih namun tak urung tersenyum pula. Rehan berjalan dengan gaya santainya. Kacamatanya masih membingkai manis matanya. Kendati ditatap tajam seperti itu, senyumannya mampu membuat orang-orang tersenyum pula.
"Apa kabarnya Mas?" Gio menghampiri Rehan. Kemudian memeluk lelaki itu. Seorang lelaki yang sangat membantunya selama ini. Abang sekaligus sahabatnya. "Gak kerasa kok gue lebih tinggi dari lo ya sekarang."
Rehan tertawa. Faktanya memang seperti itu. Gio yang seusia Keanu lebih tinggi darinya. Padahal dulu, lelaki itu sangat sering minta dia gendong. Efek sering gendong Gio mungkin menyebabkan tingginya tidak setinggi Gio.
"Yee iya tinggian Mas Gio. Justru itu makin membuat Mas Rehan lebih muda daripada Mas." Cibir Tara. Si bungsu di keluarga ini. Tara kini memeluk lengan Rehan tanpa sungkan.
Pernyataan Tara membuat mereka tertawa. Sedangkan Gio hanya menatap Tara kesal. Bahkan istrinya sendiri kini mentertawakannya.
"Tari, coba liat, gantengan Om Rehan atau Papa Gio?" Tirta bersuara. Di sampingnya anak perempuan berusia lima tahun tampak begitu antusias menatap kedua lelaki di depannya.
"Nada pilih Om Lehan!" Suara khas anak kecil itu seketika membuat mereka tertawa. Tak terkecuali sang ayah. Gio tidak bisa tidak tertawa melihat tingkah laku anak bungsunya itu.
"Tuh Mas, Nada aja tahu mana yang ganteng." Kata Tara.
Btari berjalan menghampiri papanya. Setelah berada di dekat papanya dia mendongak agar bisa melihat wajah papanya.
"Gantengan Om Rehan sih Pa. Tapi Tari pilih Papa. Kan Papa itu Papanya Tari."
Gio duduk untuk mensejajarkan tingginya dengan Btari. "Iya. Papa tahu, Tari akan selalu ada buat Papa. Makasih ya." Gio kemudian memeluk Btari dengan sayang.
Pemandangan yang membuat yang lainnya tersenyum bahagia. Hingga kemudian tangisan Nada membuat mereka kembali tertawa. Seperti biasa Nada akan cemburu jika melihat papanya lebih memperhatikan yang lainnya di bandingkan dirinya, sekalipun itu adalah dua kakaknya.
Clara kemudian menggendong Nada dan memberikan anak tersebut ke Gio.
Rehan menatap itu dengan bahagia. Gio dan keluarga kecilnya kini begitu bahagia. Sama dengan Keanu, Gio juga dianugerahi anak kembar. Usianya pun tidak jauh dengan Luthfi-Haura. Hanya saja karakter kedua anak Gio berkebalikan dengan anak kembar Keanu.
"Nggak pengen gitu juga Mas?"
Rehan menoleh dan mendapati Tara menatapnya dengan jahil.
"Betah banget menjomblo. Kapan nih ngenalin calon mbak iparnya aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate Until Jannah
Romance*Sekuel Cinta untuk Alana Rehan Nandatama, Pemuda berusia hampir 30-an tersebut sudah terlalu sering ditanyakan tentang 'kapan nikah?'. Pertanyaan yang sama itu tentu saja membuat Rehan malas dan bosan. Bahkan untuk menjawabnya pun Rehan sudah teram...