SUJ 20

870 84 14
                                    

"Mas Rehan!"

Rehan menoleh. Suara itu cukup terdengar jelas di telinganya. Lelaki yang saat ini memakai kemeja biru laut tersebut tampak melihat sekeliling. Mencari pasti suara yang khas itu berada.

Disana, tepatnya arah jam tiga dari Rehan berdiri. Gadis cantik yang selalu tampil anggun itu tersenyum sumringah padanya. Ah, bagaimana bisa seorang Rehan tidak balik tersenyum pada gadis itu.

Kini gadis itu sudah di hadapannya. Lagi, dengan senyuman khas itu.

"Temenin aku yuk Mas." Ucap gadis itu sedikit merengek.

Rehan terkekeh. Gemas dengan kelakuan gadis di hadapannya ini. Si bungsu dari tiga bersaudara.

"Kemana?"

"Nemuin Tirta sama Saras." Jawab gadis itu cepat.

"Gak ah. Aku lapar."

Mendengar penolakan Rehan, wajah sumringah itu berubah cemberut.

"Nanti aku temenin Mas Rehan makan deh."

"Gak ah. Kamu kan diet, Bu Dokter."

"Heehe.." Gadis itu tersenyum canggung. "Tapi untuk Mas aku bisa kok untuk gak diet hari ini."

Rehan diam. Pura-pura berpikir. "Oke. Kapan lagi bisa jadi partner dokter cantik."

"Yeeey! Yuk." Gadis itu langsung berseru pelan. Wajahnya begitu bahagia.

Rehan tersenyum kecil lalu berjalan beriringan dengan gadis itu. Kedua orang tersebut langsung ikut mengantri untuk bersalaman dan mengucapkan selamat pada kedua mempelai.

Hingga ketika mereka sudah di dekat dengan Tirta, lelaki itu tampak kaget, namun secepat mungkin menormalkan reaksinya.

"Akhirnya ada partner juga." Kata Tirta."Nemu dimana?"

"Nemu di antara kerumunan orang jomblo. Eh dapet deh satu." Canda Rehan.

"Iih Mas!" Tepukan di lengan Rehan membuat orang-orang yang di disitu tertawa. Melihat wajah cantik gadis itu memerah akibat kesal.

"Lagian kenapa ajak Mas Rehan sih, Ra?" Tanya Saras. Mempelai wanita yang kini mendapatkan gelar sebagai kakak ipar gadis itu.

"Alan mana? Bukannya tadi dia datang ya?" Tirta pun ikut bertanya.

"Biasa. Dia ada kerjaan mendadak." Kata gadis itu kesal.

"Mas Rehan jomblo ada untungnya juga. Bisa dijadiin partner sama Tara." Canda Tirta. "Kok mau sih Mas?"

"Disogok sama Tara, Ta." Jawab Rehan dengan wajah yang dibuat sedih.

"Sogokan sama kenalan temen-temennya lagi? Jangan mau Mas. Temannya Tara pada aneh semua."

"Iya-iya. Bully aja terus." Sahut Tara jengkel. Kendati wajah gadis itu terlihat kesal, namun tak urung tertawa juga karena kakak-kakaknya itu tertawa.

"Rehan mah gak bakalan mau dikenalin sama teman-temannya Tara. Orang calonnya udah datang tuh."

Mereka menoleh ke depan. Di bawah area pelaminan Tirta, Arif dan Ayara tersenyum ramah.

"Waah ada Mbak Aya." Tara berseru senang. Namun belum sempat Tara datang mendekati Ayara, gadis itu lebih dulu Rehan ajak turun.

Ya kali ramai-ramai di pelaminan. Ngerumpi lagi.

Arif menuntun Ayara untuk naik menghampiri pengantin.

"Waah Aya, udah lama banget nggak ketemu. Makin cantik aja." Tanpa sungkan Ayara langsung memeluk perempuan di samping Tara.

Soulmate Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang