Hilya. Namanya Hilyatunnisa Humaira. Lelaki itu tidak mungkin salah membaca nama itu. Tidak yang aneh dari nama tersebut dan tidak ada yang aneh pula dengan si pemilik nama tersebut. Bukan itu yang Rehan pikirkan. Namun reaksi gadis itu ketika bertemu dirinya lah yang membuat Rehan terus memikirkan gadis itu. Mengapa gadis itu terlihat begitu tidak nyaman bahkan bisa dikatakan ketakutan bahkan benci dalam satu waktu. Tatapannya itu tidak ada raut keramahan sama sekali, padahal menurut Hasna, sahabatnya itu orang yang ramah. Bahkan Hilya hanya bersuara jika Hasna yang memancing. Apa hanya karena ponselnya yang jatuh, gadis itu langsung bersikap aneh padanya? Ah, terlalu banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Rehan. Namun tetap saja, sekalipun Rehan kembali melanjutkan langkah kakinya menuju ruangannya, sesekali matanya kembali menatap ke mading, tempat dia menemukan nama gadis itu.
Hilyatunnisa Humaira : Sosok Inspirasi Kaum Millenial
Biasanya Rehan sama sekali tidak pernah tertarik melihat isi mading tersebut. Walaupun dia sebenarnya tahu, mading itu akan selalu memberikan informasi mengenai mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi di kampus itu. Bulan ini, nama Hilya lah yang keluar sebagai mahasiswa berprestasi tersebut. Hasna dan Hilya, dua gadis yang bersahabat dekat sekaligus dua gadis yang menginspirasi.
Perpaduan yang cocok, menurut Rehan, Hasna dengan prestasi akademiknya, maka Hilya dengan prestasi di luar akademiknya.
Sayang, Rehan tidak mengetahui satu fakta bahwa Hilya dan Hasna juga pernah berkompetisi di bidang akademik beberapa tahun silam.
Rehan memang tidak terlalu mengenal Hasna. Dia hanya sekedar tahu bahwa Hasna adalah tetangga depan rumah tantenya yang dulu sering bermain bersama Kaira dan Keanu. Itu pun Rehan tahu karena dirinya yang beberapa kali berkunjung ke rumah tantenya, sebelum akhirnya dia tinggal bersama tantenya selama lima tahun. Terhitung semenjak perang dunia antara dirinya dan Rafka sempat terjadi dulu. Maka rumah tantenya lah menjadi pilihannya untuk menata hati.
Namun semenjak Rehan tinggal di rumah Keanu, Hasna tidak pernah lagi bermain ke rumah tantenya. Lagipula untuk orang seperti Rehan, dia sama sekali tidak pernah peduli siapa saja teman kedua sepupunya itu. Apalagi dengan orang yang seperti Kaira dan Keanu yang begitu mudah akrab dengan orang lain, maka tidak heran kalau temannya banyak. Bisa berbusa mulut Rehan jika harus mendikte nama-nama teman keduanya. Sebenarnya sapaannya dirinya pada Hasna beberapa hari yang lalu bukan karena dirinya yang memang masih mengingat siapa Hasna, namun sebelum itu, tepatnya ketika dirinya baru saja ingin pulang dari rumah tantenya, dengan gaya tantenya bak sales professional, tantenya kemudian memberikan informasi tentang Hasna pada dirinya. Saat itu pas Hasna bersama ibunya sedang berada di pekarangan rumah mereka.
Tantenya itu sangat baik sekali bukan? Iya. Baik namun disaat yang tidak tepat.
Hasna itu cantik, Rehan akui itu. Cerdas, Rehan pun mengakui itu. Sholehah, Inshaa Allah jika melihat latar belakang keluarganya Hasna adalah perempuan sholehah. Namun perkara hati itu tidak semudah itu. Lagipula untuk saat ini, Rehan sedang mencoba membuka hati untuk Amanda. Walaupun tidak mudah, namun berusaha tidak ada salahnya bukan.
"Pak Rehan, jadwal untuk pendaftaran KKN beserta seleksinya sudah keluar. Bisa langsung anda cek." Suara berat milik Pak Indra, rekannya sesame dosen itu membuat dirinya mengangguk pelan.
"Iya. Terima kasih, Pak, atas infonya." Jawab Rehan. "Saya ke ruangan saya dulu ya, Pak."
Pak Indra tersenyum sembari mengangguk kemudian membiarkan Rehan menuju ruangannya. Di ruangannya, Rehan lalu segera mengecek jadwal pendaftaran bagi mahasiswa semester akhir untuk KKN, sekalian untuk melihat jadwal lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate Until Jannah
Romance*Sekuel Cinta untuk Alana Rehan Nandatama, Pemuda berusia hampir 30-an tersebut sudah terlalu sering ditanyakan tentang 'kapan nikah?'. Pertanyaan yang sama itu tentu saja membuat Rehan malas dan bosan. Bahkan untuk menjawabnya pun Rehan sudah teram...