SUJ 40

594 90 55
                                    

"Kok bengong, Pak?" Hilya bertanya dengan tatapan geli pada Rehan. Sedangkan Rehan hanya menatap gadis di hadapannya tanpa suara.

Sejak pertama kali mata tajam Rehan menangkap seseorang di hadapannya itu, lalu dengan suara dan senyum tipisnya gadis itu menyapanya, Rehan sama sekali tidak bersuara. Dia masih terlalu terkejut dengan keberadaan gadis itu yang begitu tiba-tiba berada di hadapannya. Karena itulah, Rehan sama sekali tidak menyapa balik sapaan gadis itu padanya. Hanya Keanu yang berseru heboh dan mengajak gadis itu berbicara dengan ramah.

Seperti biasa, Keanu akan bersikap sok kenal sok dekat. Padahal hanya sesekali bertemu dengan gadis itu.

Setelah sebulan lebih dia pergi menghilang tanpa kabar, kini gadis itu berada di depannya dan bersikap terlalu santai dari yang Rehan kira. Gadis itu masih sama. Namun dia sudah tidak seketus dan sekaku awal pertemuan mereka. Walaupun begitu, Hilya memang begitu menjaga jarak dengan dirinya. Dia memang ramah, namun tidak seramah Hasna dan Haifa. Namun jika mengingat-ingat tentang hubungan keduanya yang tidak begitu bersahabat, sekarang sikap gadis itu sudah sedikit mencair. Bahkan tanpa sungkan gadis itu menyapanya lebih dulu.

Anehnya ketika sikap Hilya yang dirasa sudah mencair, kini dirinya sendiri yang agak sungkan dengan gadis itu. Padahal ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya mengenai gadis itu. Mengapa dia menghilang tiba-tiba, siapa orang-orang yang datang ke kafenya dan yang membuat Hilya resign dari kafenya serta kemana saja gadis ini selama satu bulan ini. Terlebih lagi, mengapa gadis itu tiba-tiba ada di panti asuhan ini? Apa hubungannya dengan Ibu panti? Keduanya tampak begitu akrab.

Sekarang dirinya dan Hilya duduk di teras samping ruang tengah panti. Setelah acara syukuran yang diadakan oleh beberapa donatur tetap panti asuhan ini, Rehan memilih duduk di teras samping ruang tengah yang tadi dijadikan tempat acara. Sebagai ketua donatur, papanya seharusnya yang menyampaikan sambutan namun karena tidak hadir maka Rehanlah yang menjadi pengganti. Acara resminya tidak berlangsung lama karena mengingat sudah hampir zuhur. Namun acara akan dilanjutkan setelah zuhur dengan beragam permainan yang sudah disiapkan oleh kakak-kakak pengasuh panti. Ketika Rehan sedang duduk menikmati pemandangan taman di depan teras itulah, seorang anak perempuan datang dan memberikan sepotong kue cokelat untuk dirinya. Hingga dia sendiri menyadari bahwa Hilya ikut bersama anak perempuan tersebut.

Tatapan bingung Rehan membuat anak perempuan itu sungkan terhadapnya. Apalagi sikapnya yang begitu kaku pada anak-anak. Selama ini dia hanya dekat dengan para keponakannya. Rehan terlalu payah dalam urusan beradaptasi dengan anak-anak.

"Pak, dia mau Bapak terima kue itu." Kata Hilya lagi mengingatkan. Rehan kemudian mengambil kue tersebut. Setelah itu, anak perempuan itu berlari ke Hilya.

"Makasih Ammah Maira." Rehan bisa mendengar jelas anak tersebut menyebut nama lain Hilya tersebut. 'Ammah Maira?' Rehan sendiri tidak tahu apa maksudnya itu.

Hilya lebih dikenal dengan nama Maira. Jika dulu Rehan hanya mendengar Irene yang memanggil Hilya dengan Maira, kini tidak, hampir semua orang yang di panti kecuali dirinya memanggil Hilya dengan nama Maira. Bahkan Keanu pun begitu.

Reaksi terkejut bercampur tatapan jahil Keanu selalu dilayangkan kepada Rehan bahkan ketika dirinya sendiri pertama kali melihat gadis itu di ruang utama panti. Jika Rehan hanya menanggapi dengan senyum sapaan Hilya, maka Keanu berbeda. Sepupunya langsung menyapa Hilya dengan wajahnya yang terlalu riang itu.

"Sama-sama, Sayang. Sekarang waktunya kamu untuk siap-siap sholat zuhur ya." Jawab Hilya sembari tersenyum pada anak tersebut. Si anak perempuan tersebut mengangguk senang. Lalu segera pergi.

Soulmate Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang