SUJ 24

1K 89 46
                                    

Masa KKN adalah masa-masa awal pengabdian sebagai mahasiswa kepada masyarakat. Keahlian di bidang masing-masing, proses interaksi dengan masyarakat, kerja tim, dan banyak hal yang nanti akan memberikan kisah yang beragam pada tiap mahasiswa. KKN, kepanjangan dari Kuliah Kerja Nyata. Ya, memang tidak sepenuhnya akan sama dengan perencanaan awal penyusunan program kerja masing-masing KKN. Keberhasilan melaksanakan proker yang sudah direncakanan para DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) yang kemudian disusun atau dikonsep lagi bersama masing-masing tim di KKN akan menjadi penilaian tersendiri bagi masing-masing mahasiswa itu.

Masa KKN adalah masa-masa yang memang penuh kisah. Percaya atau tidak, empat puluh hari hidup bersama beragam macam karakter orang dengan jurusan yang berbeda-beda itu akan menjadi kisah tersendiri.

Anak-anak Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang bawaannya yang super banyak, anak-anak teknik yang super hemat bawaannya, tapi ada juga yang bahkan membawa ransel besar disandingkan dengan koper besar ala orang pergi haji.

Namun itu akan menjadi khasnya masing-masing. Seperti hari ini, setelah kemarin mereka melakukan pelepasan secara ceremonial, maka hari-hari keberangkatan pun tiba. Satu tempat KKN akan dibawa dengan dua bis.

Rehan dan Rio berdiri di samping bis yang akan membawa mahasiswa KKNnya. Seperti yang sudah direncanakan, keberangkatan akan dimulai jam tujuh pagi. Tidak heran, sepagi ini sudah banyak mahasiswa yang datang. Ada yang di antar oleh orang tuanya, ada juga oleh saudaranya yang lain. Bahkan ada pula yang datang satu motor dengan sesama mahasiswa KKN.

Pagi ini, sungguh ramai dengan suara para mahasiswa yang akan melaksanakan KKN selama empat puluh hari itu. Merasakan hawa baru dengan suasana yang jelasnya baru juga di tempat KKN masing-masing.

"Kok anak-anak kita belum ada yang datang ya?" Tanya Rio yang kini sudah duduk di tangga bis.

"Masih di jalan mungkin." Jawab Rehan sekenanya.

Matanya masih menatap pada layar ponselnya. Sama sekali tidak menghiraukan Rio yang sedari tadi tampak mendumel karena mahasiswanya belum datang juga.

"Itu anak kita bukan Re?"

"Bukan. Gue belum punya anak." Jawab Rehan ketus.

Tawa Rio pecah begitu menyadari ada yang salah dari penggunaan kata-katanya. Lagipula masa iya Rio punya anak bersama Rehan.

"Ketus amat sih Jombs. Maksud gue, itu mahasiswa KKN kita bukan sih?"

Rio tampak sumringah begitu melihat sepasang mahasiswanya yang berjalan mendekati bis mereka. Sedangkan Rehan masih sibuk dengan ponselnya, sehingga tidak melihat objek yang ditunjuk Rio.

"Lo punya datanya ya Yo." Jawab Rehan. Masih dengan menatap ponselnya.

"Iya Re. Itu anak kita! Wiih, gue yakin tim kita bakalan jadi tim yang solid."

Anak kita? Ah menurut Rehan itu begitu aneh terdengar.

"Gue belum punya anak, Yo."

"Iya-iya. Lo sensi amat sih. Kayak cewek lagi PMS aja."

Rehan memutar matanya karena malas melihat Rio yanh begitu heboh menyambut mahasiswa KKN mereka.

"Assalamu'alaykum Pak Rio, Pak Rehan."

Suara lelaki itu membuat Rehan mendongak. Menatap lelaki yang tadi mengucapkan salam tersebut. Lelaki yang khas dengan cengirannya ini tentu sangat dikenal Rehan.

"Wa'alaykumussalam." Jawab Rio dan Rehan bersamaan.

"Teman-temanmu yang lain mana, Raz?" Tanya Rio. Sedangkan Rehan memilih diam.

Soulmate Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang