SUJ 37

621 86 35
                                    

Hasna.

Sebuah nama yang membuatnya jadi tidak tenang sejak terakhir berita dari Kaira malam itu menyebutkan namahya dengan gamblang di pesan WhatsApp. Bahkan setelah pesan Kaira tersebut, Rehan tidak bertanya lagi pada Tara dan keluarganya yang lain tentang nama perempuan yang dilihat Rafka itu. Jika memang benar Hasna, Rehan sendiri jadi serba salah menanggapi rencana keluarganya itu.

Kini gadis bernama Hasna itu berada di hadapannya. Melihat bagaimana wajah kalem nan anggun itu membuat Rehan serba salah. Setelah dua hari yang lalu kabar dari Rafka membuatnya jadi kaget berujung dengan pesan singkat Kaira yang sama sekali tidak Rehan balas membuatnya jadi pusing. Apakah hidupnya memang akan serumit ini?

Belum lepas masalah hilangnya Hilya dengan segala kemisteriusannya, hubungannya dengan Amanda yang membuat Rehan jadi serba salah dan kini bertambah dengan kemungkinan bahwa Hasna lah yang papanya jodohkan dengan dirinya. Di antara banyaknya perempuan yang ada di dunia, Rehan masih tidak habis pikir mengapa hidupnya sesempit ini. Bertemu dengan orang-orang yang memiliki hubungan dengan orang terdekatnya.

Mengapa harus Hasna? 

Rasanya terlalu sulit percaya bahkan menerima jika yang dijodohkan dengan dirinya adalah Hasna. Selain Rafka yang menyatakan bahwa wajah perempuan yang dilihatnya berada di rumahnya bersama Tara itu sudah tidak asing lagi di pikiran Rafka, ditambah dengan Kaira yang secara frontal menyebutkan nama Hasna, memang belum ada dari keluarganya yang di Bangka memberitahukan dirinya akan perjodohan itu. Bisa dibilang Rehan masih bisa tenang karena kemungkinan itu bukanlah acara perjodohan.

"Jadi ini benar kafenya Bapak?" Bukanlah Hasna yang bertanya. Melainkan gadis lain di sebelah Hasna.

"Iya." Jawab Rehan singkat.

Haifa mengangguk-angguk sembari melihat sekeliling kafe. Sedangkan Hasna hanya menunduk persis seperti Hilya ketika pertama kali datang menghadapnya dulu.

""Kita duduk dimana, Na?" Tanya Haifa kemudian. Dirinya menoleh pada Hasna.

Hasna mendongak dan melihat sekeliling. Hingga kemudian dia menunjuk kursi yang berada di dekat jendela. 

"Sana aja, Fa." Kata gadis itu.

"Hmmh, okelah." Jawab Haifa.

"Kalian tahu kafe ini darimana?" Tanya Rehan. Bisa saja mereka mengetahui ini dari Hilya. Tapi sejak gadis itu bekerja disini kedua gadis ini sama sekali tidak pernah datang kesini. 

"Dari Faraz." Jawab Haifa. "Faraz bilang dia dapat tempat yang bagus untuk diskusi. Terus dia kirim alamat kafe ini deh." 

"Faraz?" 

Haifa mengangguk. "Iya. Dia bilang ini punya Bapak. Jadi sekalian deh menyambung kembali tali silahturahim yang sempat terputus." Jawab Haifa sambil terkekeh.

"Faraz sering kesini?" Rehan bertanya lagi.

Kedua gadis itu saling pandang. Namun kemudian saling mengangkat bahu. Wajahnya menyiratkan bahwa mereka sama sekali tidak tahu perihal itu.

"Kurang tau sih Pak." Kata Haifa.

"Faraz sih ada bilang kalau dia kesini untuk menemui temannya yang kerja disini." Jawab Hasna kalem. Gadis itu tak secanggung yang Rehan kira. Bahkan sikapnya biasa saja. Masih sama ketika terakhir dia ketemu.

"Teman?" Tanya Haifa kaget. Hasna mengangguk. Sedangkan Rehan hanya memandang kedua gadis ini dengan bingung. 

"Siapa?" Tanya Haifa lagi. Hasna menggeleng. 

Soulmate Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang