26 - Jangan Tuduh!

340 115 5
                                    

"Aku Aunia," tegas gadis di hadapanku ini. "Jangan sebut nama itu atau nuduh aku itu Aulia."

Aku menatap tajam ke arahnya. "Kalau gitu, apa susahnya langsung sebut tanggal jadian kita tanpa basa-basi?"

Aunia menghela napas kasar. "Jadi kamu kira cewek yang lagi duduk di depan kamu ini Aulia?"

"Iya-"

"Oh jadi kamu kira ... selama ini aku yang kata kamu Aulia kembali gitu dari Singapura? Gini loh Dama, aku tanya, buat apa? Aulia bahkan nggak ada tujuan apapun atau dendam ke kamu! Ini aku Aunia, jelas, aku ke sini ya karena aku nggak bisa lagi jalanin kehidupan bareng Aulia. Kita udah bahas ini semalam!"

"Kalau lo memang Aunia, berarti lo ke sini karena buat manfaatin gue lagi," tandasku.

"Enggak!"

"Apa buktinya? Lo pikir gue bodoh Au?" Aku menggelengkan kepala. "Lo pikir gue bisa kemakan omongan cinta yang lo bilang ke gue?"

"Nggak gitu, Dama!" Dia terlihat gelisah. "Jangan gitu!"

"Mas, Mba, permisi, order dulu." Tiba-tiba seorang pelayan datang ke arah kami dan memberikan buku menu. Itu Aldo dengan sebelah mata yang mengedip ke arahku.

Ya, sejak lama dia berkerja paruh waktu di sini.

Aldo sengaja datang cukup lama ke meja kami untuk membiarkan aku berbicara dengan Aunia dan memotongnya ketika suasana sedang tidak baik.

Setelah aku memilih menu juga untuk Aunia, aku kembali menatapnya yang gelisah.

"Jadi lo Aunia apa Aulia, nih?"

Gadis itu mengangkat kepala setelah menunduk lama lalu mengusap air matanya. "Sudah kubilang, aku Aunia. Kamu kenapa nggak percaya? Aku ingat tanggal jadian kita loh, delapan September. Aku nggak percaya aja kalau ternyata kamu perlu nanya itu lagi ke aku padahal udah jelas, bukti-bukti ini ngeyakinin kamu kalau aku itu beneran Aunia."

Aku tersenyum. "Pintar. Oke, aku percaya."

"Tuh, kan, 'aku-kamu' lagi. Kita masih pacaran atau enggak, sih?"

"Coba ingat, aku dulu pernah bilang kita putus atau enggak? Kamu sendiri, juga pernah bilang putus ke aku nggak?" tanyaku.

"Enggak, makanya aku tanya balik atas pengakuan kamu sendiri."

Aku tertawa. "Bercanda doang tadi, ngetes doang, anggap aja ulangan. Mana tau, kan, beneran. Eh, ternyata enggak. Cie, auto panik kena tuduh, cie."

Aunia mencubit lenganku. "Kebiasaan ya."

"Sekarang tanggal berapa?"

Aunia menatapku dengan mata melotot. "Delapan September."

Sebuah pesan masuk membuat ponselku bergetar di dalam saku jaket. Segera kuraih dan ketemukan notif dari Raja.

Gila, itu beneran Aunia.

Begitu kata Raja di pesan tersebut.

Make Myself Happy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang