Bel pulang berdering. Aku terburu-buru melangkah ke parkiran. Konsentrasiku mulai terganggu sejak istirahat tadi. Aku melihat Aunia lagi.
Apa aku salah melihat?
Apa pikiranku yang sedang bermain-main dan seenaknya memunculkan bayangan itu?
Atau, apakah itu arwah penasaran?
Aku tak tahu. Aku ingin mengabaikannya saja.
Kini aku sampai ke motorku. Aku menyalakan dan menjalankannya setelah gerbang utama sekolah terbuka. Siswa-siswi lantas menjalankan motornya ke sana.
Aku menjalankan motorku dengan kecepatan sedang di antara siswa lainnya.
Lagi-lagi, bayangan seorang perempuan di ujung jalan membuatku menoleh.
Ah, kebiasaan itu kembali lagi. Aku menggelengkan kepala dan mencoba fokus ke jalanan yang kutempuh. Aku ingin melajukan motor tetapi terhalang siswa di depan, dari jurusan Otomotif yang sibuk berbicara dengan teman yang menaiki motor di sebelahnya.
Tak bisa menahan godaan, akhirnya aku menoleh ke arah perempuan tadi dan menemukan...
AUNIA!
Kutepi dan kuhentikan motorku detik itu juga, hingga orang di belakangku terpaksa menghentikan motornya dengan susah payah.
"Aih, Baja!" Oh, untung saja itu Tisya. Jadi aku tak perlu meminta maaf terlalu serius ke arahnya.
"Sorry Tis. Duluan aja," kataku sambil terus menatap ke perempuan di ujung jalan itu.
"Lo liat apaan, sih? Bisa jatoh lo tadi." Tisya menolehkan kepala ke arah pandangku. "Nggak ada apa-apa tuh Ja."
Oh iya, tanpa sadar perempuan itu kini menghilang tepat di saat aku memerhatikan ucapan Tisya.
Ada yang tidak beres sepertinya.
"Lo liat apa?!" tanya Tisya, tegas.
Aku gelagapan. "Ehm, anu ... tadi, gue liat Juno belok ke situ."
"Elah!" Tisya menghela napas kasar. "Gue nyaris aja nabrak lo cuman gara-gara itu."
"Lo duluan aja."
"Barengan aja napa?"
"Gue mau samperin Juno," kataku berbohong.
"Gue ikut."
"Privasi Tis." Baru saja aku mau menjalankan motor kembali ke tikungan samping sekolah, Raja tiba-tiba muncul dari gerbang utama.
"Ngapain kalian berdua?" tanyanya.
"Ini nih si Baja mau samperin Juno di sana katanya," jawab Tisya, "gue mau ikut lah. Orang loh, mukanya Baja kayak panik gimana gitu ampe berhenti mendadak tadi."
Raja kulihat mengernyitkan dahi. "Lah, Juno loh masih di lapangan tadi. Latihan atletik. Kok bisa-bisanya lo liat dia disitu Ja?"
Mampus, aku seharusnya menyebut nama siswa yang lain tadi.
"Oh, fix Baja boong!" Tisya menggerutu. "Dah, gue balik duluan. Ngambek pokoknya."
Setelah Tisya pergi, Raja menatapku dengan frustrasi kali ini.
"Aunia lagi Ja?"
Tanpa ragu aku menjawab, "Iya."
"Segitu bucinnya, Astaghfirullah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Myself Happy
Cerita Pendek[Sequel of Make You Happy] Baza berharap dapat melupakan Aunia dan melakukan segala hal yang membuatnya bahagia. Tetapi, bagaimana jika ternyata hal yang membuatnya bahagia tanpa mengingat beban adalah kehadiran Aunia? Di malam itu, Aunia datang den...