45 - Make Myself Happy (END)

1K 145 49
                                    

Aku diam, tak tahu respons. Yang jelas, ini sudah diluar batas.

"Lepas Kak Aunia!" titah Auria yang kini berdiri di belakang Aunia.

"Gue nggak tau harus apa Au," kataku, "lo terlalu ribet buat dingat, ditemui, bahkan diurus. Gue capek. Gue nggak mau retak ketiga kali." Aku menarik tangannya itu, menyuruhnya lepas dari kakiku, menyuruhnya berhenti menangis, dan bangkit.

Dia berdiri di hadapanku sekarang, sibuk mengatur napas dan mengusap air mata.

"Gue nggak bisa maksain diri buat tetep sama lo," tambahku.

Tiba-tiba dia memelukku begitu saja. Lalu menangis lagi. Aku kebingungan, tentunya. Bukan mahram! Istri orang!

"Setidaknya maafin gue Baja, gue ... gue takut lo kenapa-kenapa," kata Aunia seiring tangisnya. Mungkin orang yang kesal dengannya akan menganggap bahwa ini adalah bualan semata.

Aku menganggukkan kepala dan menyentuh bahunya. "Gue bakal baik-baik aja. Lo bakal lebih bahagia sama dia. Udah ya? Gue udah maafin. Jangan nangis lagi," kataku dengan menghaluskan sedikit nada agar dia mau mengiakan tanpa menangis lagi.

Aunia melepas dekapannya. Dia tersenyum sembari mengusap air matanya. "Sampai kapanpun gue ... nggak akan lupain lo. Ah, gue sampai bingung harus panggil lo apa. Gue jelas nyesel banget udah sia-siain orang kayak lo. Jangan benci dan kayak gitu lagi ya ke gue. Gue nggak bisa."

"Lo lucu Au, nyeselnya baru sekarang di saat gue udah nggak nyesel," sambungku lalu sedikit tersenyum.

"Maafin gue Baja...." Aunia menunduk lagi.

"Udahlah, nggak usah sedih-sedih banget. Balik sana ke suami. Yang bener jadi istri, jangan liat mantan terus." Aku merapikan poninya yang berantakan sampai matanya tak terlihat.

"Baza, gue cerai aja gimana?"

Aduh, Aunia!

"Gue tabok kalau sekali lagi lo ngomong gitu!" ancamku yang membuatnya bungkam, "bercanda. Gue nggak mau jadi perebut bini orang."

Aunia tersenyum. "Pantes Tisya selalu ngajak balikan sambil bercanda."

Aku mengangguk. "Orang yang pacaran sama gue memang bakal susah move on."

"Lo nyebelin juga."

"Jelas lah, lo sampai ngesot-ngesot tadi," kataku. "Kapan pulang? Muak gue liat muka lo."

Aunia memukulku. "Gue lagi nggak mau dibercandain."

"Nggak pa-pa, rasain sekali-sekali," kataku sambil tertawa kecil.

Aunia ikut tersenyum mendengarnya. "Agak berat ninggalin lo sekarang. Tapi, gue udah sedikit lega lo maafin. Tinggal mikirin rasa yang ganjel aja."

"Ah gampang aja itu."

Aunia mundur satu langkah. "Gue pulang ya?"

Kenapa kalimat itu seakan menusuk?

Aku menganggukkan kepala saja sambil meratapinya pergi.

Kulihat Auria kini maju. "Kamu udah maafin aku Dama?"

Aku mengangguk lagi sambil tersenyum. "Akting lo keren. Gue apresiasi."

Make Myself Happy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang