"Heh ngawur!" Aldo menarik laptopnya balik. "Ya kali gue dalangnya. Ampun dah, denger curhat lo tentang Aunia aja gue kapok-kapok. Ya masa gue mau dengerin curhat lo lagi. Ampun-ampun. Lo lupa dikit aja gue Alhamdulillah."
"Ehehe gue bercanda doang. Pengin tau aja reaksi lo kayak gimana." Aku yang semula berdiri, kembali duduk di kursiku.
"Siapa, sih, orang yang teror lo ampe mau diajak gelut itu? Sampe gue temukan dia, habis!" ujar Aldo sambil mengutak-atik laptopnya. "Lo nggak usah gubris aja cewek ato cowok mboh yang gangguin lo kali ini."
Aku tak tahu lagi harus apa.
"Niat banget dah ngerjain lo ampe nyamar jadi Aunia segala dari bentuk body, rambut, ampe suara," sambung Aldo, "suka kali dia sama lo Ja, tapi caranya narik perhatian lo itu salah."
"Gimana kalau ternyata itu memang Aunia?"
Plak!
Kepalaku mendapat tepukan keras dari Aldo.
"Heh, sakit!" keluhku sambil mengusap ubun-ubun. Anak satu ini kalau mukul tidak pernah hati-hati, kepala langsung menjadi serangannya.
"Makin ngawur aja lo jadi orang. Ingat, Aunia itu udah RIP!" tegas Aldo lagi. "Ingat Ja, ingat! Astaghfirullah. Lo cari hal-hal yang buat lo excited sampai ngelupain Aunia. Ngelakuin apa gitu kek ... nonton film, nge-Webtoon, nge-Youtube, atau apa misalnya!"
"Nggak bisa Do."
"Lemah lo ah, jadi fuckboy makanya."
"Fatal betul."
"Cari kebahagiaan sendiri masa nggak bisa?"
Aku balik bertanya, "Kalo kebahagiaan gue ternyata kenang Aunia, gimana?"
Plak!
Sekali lagi tangan itu mendarat di kepalaku.
"Makan tuh pukulan, amnesia kek. Bucin banget lo, gila."
Aku tertawa, logat Aldo ketika menegurku selalu lucu tetapi terasa deep dan amat pedas.
Itu semua karena memang benar adanya. Aku terlalu sering membodohi diri untuk memikirkan apa yang telah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Myself Happy
Cerita Pendek[Sequel of Make You Happy] Baza berharap dapat melupakan Aunia dan melakukan segala hal yang membuatnya bahagia. Tetapi, bagaimana jika ternyata hal yang membuatnya bahagia tanpa mengingat beban adalah kehadiran Aunia? Di malam itu, Aunia datang den...