Hari ini, seorang penulis senior yang sudah malang melintang di dunia penerbitan mayor mengirimkan saya berita lumayan mengejutkan mengenai masa depan penerbit mayor. Yuk intip chat beliau.
Dari seluruh screen shot ini jelas sekali bahwa dunia penerbitan mayor tengah mengalami perombakan besar-besaran. Garis bawahi kalimat, ".... awal berakhirnya zaman penerbitan buku cetak mayor tradisional."
Iya, Temans. Kamu tidak salah baca. Jangan salahkan Covid-19 atau virus mana pun. Tetapi era digital memaksa perubahan pada setiap lini kehidupan. Perubahan adalah keniscayaan. Sebagaimana CD yang sudah jarang dibeli dan digantikan Spotify. Sebagaimana bioskop yang mungkin juga akan segera gulung tikar digantikan Netflix dan kawan-kawan. Maka buku cetak konvensional pun sudah mulai digantikan platform dan e-book.
Kamu mau berjuang menembus penerbit mayor?
Pertanyaannya adalah kenapa dan buat apa? Sedangkan penulis mayor pun kini berbondong-bondong merambah platform. Sadarlah bahwa di masa yang akan datang hanya penulis tertentu yang berkesampatan memiliki karya cetak. Itu pun kalau dia terkenal, punya banyak penggemar yang menginginkannya mengingat harga cetak buku semakin mahal.
Dee Lestari sudah menelurkan karya di Storial. Cabaca malah sudah sejak lama menggaet penulis mayor seperti Putu Felisia, Astrid Savitri, Achi TM, dan lain-lain.
Lalu apa yang harus kamu lakukan sekarang?
PAKSALAH DIRIMU UNTUK MENJAJAL PLATFORM!
Ya, platform menulis sudah menjamur. Pilihlah satu atau dua yang sesuai genre serta idealisme kamu.
ABAIKAN SYARAT NASKAH BAGUS YANG SELAMA INI KAMU PELAJARI.
Jika selama ini kamu belajar dari Penulis mayor, naskah yang bagus harus begini atau begitu, maka saatnya kamu abaikan.
Kenyataannya di aplikasi K*M, ceritanya berkisar kesengsaraan tokoh perempuan, kehaluan tiada tara, riset pun minim.
Di aplikasi Dr***e, yang laku malah novel mendesah coblos crot dengan erangan-erangan erotis.
Maka pada era digital seperti sekarang, syarat naskah bagus sudah mengalami pergeseran menjadi sebagai berikut:
1. Setiap chapter menimbulkan greget.
2. Setiap chapter mengundang rasa penasaran.
3. Berikan adegan wow walaupun penuh kehaluan atau nggak 'ngotak'.
4. Pakai diksi sederhana yang nggak bikin pembacamu pusing.
5. Baper is a must.
6. EBI dan PUEBI boleh diperhatikan boleh diabaikan.
Selain syarat-syarat di atas, kamu juga wajib terkenal kalau mau dapat banyak cuan. Intinya adalah, buang jauh-jauh keinginanmu untuk memajang karya di toko buku tradisional (sebab sudah banyak toko buku tutup) kecuali kamu terkenal banget.
Kejam?
Apakah kamu merasa saya sedang mencabik-cabik impianmu?
Bisa jadi.
Tapi saya hanya ingin membangunkanmu dari mimpi. Bahwa di masa yang akan datang, menerbitkan buku di penerbit mayor bukanlah prestise lagi, sebab penerbit mayor pun akan beralih wahana ke platform. Kamu bisa mendapatkan royalty jauh lebih banyak jika berhasil menembus platform.
Kalaupun penerbit mayor mencetak buku, hanya dijual secara online, bukan seperti dulu yang dipajang di rak-rak toko buku.
Jadi, masihkah kamu berharap tembus penerbit mayor?
Zaman sudah berubah kawan.
Wake up!