Semakin lama, semakin banyak grup atau penerbit atau platform menyelenggarakan event. Dari mulai yang hadiahnya pulsa, voucher belanja, terbit gratis, sampai uang berjuta-juta pun ada.
Banyaknya event jelas membuat penulis pemula jadi bingung dan nggak jarang kehilangan fokus. Novel A untuk event A belum selesai, eh sudah ada event lain yang menarik. Kita memutuskan buat ikut lagi sampai akhirnya kelabakan. Gimana mengatasi biar kita nggak pusing sendiri?
1. Tetapkan Tujuan Kamu dan Konsisten
Kesuksesan berawal dari konsistensi. Seorang juara renang Olimpiade macam Michael Phelps nggak akan mencapai prestasi kalau dia angin-anginan, latihan sesuai mood. Begitu pun menulis.
Apa sih tujuan kamu menulis?
Demi uang?
Demi terbit mayor?
Demi popularitas?
Demi karya bisa terbit saja dan namamu ada di cover buku?
Atau malah demi keisengan sebagai pelarian dari dunia nyata yang kejam?Ingat, salah menetapkan goal atau tujuan, bikin kamu gamang dan akhirnya nggak ke mana-mana.
Saya kasih contoh gini, kalau tujuan kamu menulis adalah demi uang, maka pilihlah lomba yang hadiahnya besar, ratusan juta kayak Kwikku itu loh yang total hadiahnya 500 juta rupiah. Jangan ikut lomba yang hadiahnya pulsa 50K, voucher belanja. Jangan juga ikut lomba karena kayaknya asyik, rame, atau teman kamu pada ikutan semua. Nggak perlu juga ikut lomba yang disediakan penerbit kalau hadiahnya kecil.
Kalau tujuan kamu mau terbit mayor, ikutlah event yang diadakan penerbit mayor atau platform yang sudah ada nama besar (penting buat portfolio) misalnya Wattys Award, lomba-lomba Storial, lomba-lomba Cabaca. Meskipun mungkin hadiahnya nggak seberapa, tapi penerbit mayor bakal notice kamu kalau menang. Nggak perlu ikut event antologi yang diselenggarakan grup atau penerbit yang tidak jelas, kecuali kalau penyelenggaranya penerbit mayor juga, bolehlah ikutan.
Kalau kamu mau ikut event demi popularitas, carilah event yang media partnernya banyak sehingga nama kamu berkesempatan mejeng di mana-mana. Misalnya event tahunan Dewan Kesenian Jakarta yang diliput media cetak dan daring nasional.
Kalau cuma mau namamu mejeng di sampul buku, ikutlah event seperti antologi yang menjanjikan nama kontributornya terpampang di cover.
Setelah menetapkan tujuan, konsistenlah dengan usaha kamu. Salah ikutan event bikin goals gagal tercapai.
2. Pilih Event Sesuai Branding yang Mau Kamu Bangun
Kamu pasti tahu ya air mineral dalam kemasan (AMDK) merek Aqua? Kenapa Aqua bisa terpatri dalam benak setiap orang Indonesia dari muda sampai tua apa pun suku, agama, dan pekerjaannya? Tepat sekali, karena brand mereka kuat dan fokus.
Selama 50 tahun, Aqua konsisten dengan satu produk yakni AMDK. Dia nggak jual kopi, teh, soda, atau sirup. Meskipun mungkin usaha kopi lebih menghasilkan cuan, Aqua tetap setia pada satu produk.
Gimana dengan penulis? Dan Brown setia pada fiksi konspirasi dan thriller. Apakah dia bikin novel ena-ena seperti Sylvia Day? Nggak kan. Makanya Dan Brown terkenal seantero bumi.
Coba tanya dirimu sendiri, kamu pengen jadi penulis apa sih? Penulis romance? Oke. Romance seperti apa?
Kalau sudah menetapkan genre, branding kamu akan lebih mudah. Selanjutnya jika ingin ikut lomba, cari yang sesuai dengan genremu. Misalnya kamu mau jadi penulis romance yang manis sedangkan ikut lomba fantasy, bakal berbahaya untuk branding kamu karena membingungkan pembaca.
3. Cari Tahu Siapa yang Mengadakan Lomba atau Event
Ada banyak banget grup atau penerbit yang mengadakan event dan nggak amanah. Misalnya hadiah nggak dikirim atau buku pemenang nggak jadi terbit.
Ada teman saya yang ikut lomba dan nggak menang, tapi novelnya ditahan dan nggak bisa ditarik dari sebuah platform. Kasihan banget pokoknya.
Ada lagi dulu lomba yang diadakan penerbit mayor besar. Pada hari pengumuman, ternyata yang menang cuma yang terkenal aja. Tau begitu saya nggak ikutan kan. Buang-buang waktu dan pikiran aja.
Penting banget cari informasi seperti ini supaya nggak berujung kekecewaan, atau yang lebih parah, jadi masalah di kemudian hari apalagi sampai bawa-bawa meja hijau alias pengadilan.
4. Hitung Peluang Menang
Kamu ikut lomba DKJ dengan saingan para mastah dunia sastra sedangkan kamu membedakan plot hole dengan plot twist saja masih nggak mampu. Ya tahu diri lah. Kalau kemampuan belum bagus, ikutlah event yang pesertanya kira-kira punya kemampuan setara.
Bukannya minder, tetapi untuk maju perang kita perlu tahu siapa lawan, senjata apa yang dia punya, logistik berapa banyak. Kenapa? Ya biar nggak mati konyol. Sebelum terjun ke perang besar, berlatihlah pada perang kecil.
Perang di sini maksudnya event. Sambil ikut event kecil, sambil belajar meningkatkan kemampuan. Yakin deh suatu saat kamu bakal percaya diri ikut event siapa pun saingannya.
Ingat untuk selalu mengasah dan meningkatkan skill menulis.
💕💕💕
Event apa yang sedang kamu ikuti sekarang dan kenapa?