Selama ini saya selalu mikir, kenapa ya drakor bisa laris? Ada perbedaan antara drakor laris dengan sinetron Indonesia yang laris berdasarkan pengamatan saya.
DRAKOR
Riset mantap banget. Kalau Temans nonton series Start Up, pastinya setuju dong betapa dalam riset dan nggak asal-asalannya cerita dalam drakor. Sinematografi ciamik dengan pengambilan gambar yang menarik. Risetnya pun mendalam.
Temans pasti setuju dong kalau Start Up, Hospital Playlist, Itaewon Class, Descendants of The Sun, risetnya bagus banget. Akting para pemainnya beneran kayak orang yang menguasai bidang itu. Terlatih, bikin kita terpesona dan merasa profesi mereka keren banget.
SINETRON DAN SERIES INDONESIA
Dulu seingat saya, sinetron Indonesia tuh bagus-bagus deh. Salah satu favorit saya adalah Janji Hati yang diperankan Ari Wibowo, Dian Nitami, dan almarhum Adjie Massaid.
Janji Hati ini diadaptasi dari novel berjudul Deviasi dan Delusi karya Mira. W. Beliau adalah dokter beneran. Makanya cerita dan risetnya nggak ngasal. Akting Ari Wibowo sebagai dokter pun sangat meyakinkan, nggak kagok.
Makin ke sini, saya pikir makin kacau saja. Apakah penulis skenario riset pada orang yang ahli di bidangnya? Kalau ya, kenapa bikin kita yang nonton jadi merasa dibodohi. Apa hanya saya yang merasa dibodohi? Apakah kalian merasakan hal yang sama?
KENAPA MALAS RISET?
Salah satu teman saya menyarankan saya membaca novel platform yang tokohnya berprofesi sebagai pengacara. Pembacanya banyak dan nama penulisnya lumayan terkenal. Saya nggak usah sebut nama deh ya karena saya juga nggak mau mem-bully penulis.
Jadi diceritakan di situ, seorang pengacara perempuan berusia 28 tahun yang katanya cerdas dan berada di puncak karir. Baru baca 3 bab awal saja saya sudah langsung nggak minat. Kenapa?
Tidak mungkin seorang pengacara berada di puncak karir pada usia 28 tahun. Paling-paling juga baru disumpah di Pengadilan Tinggi. Puncak karir pengacara biasanya usia 50 tahun ke atas.
Pengacara ini memarahi bosnya dan bosnya kayak mati kutu.
Haduh, itu terlalu ajaib. Bayangin ya, founder law firm itu biasanya udah tua-tua apalagi kalau handle perkara besar. Minimal usia 50 tahunan. Masa iya pengacara kemarin sore yang baru dilantik bisa bentak-bentak bosnya? Sangat nggak masuk akal.Kayaknya kalau baca makin ke belakang, sepertinya makin banyak plot hole deh ceritanya. Tapi saya sudah keburu malas duluan bacanya.
Melalui curhatan ini saya cuma mau menyampaikan keheranan, kenapa penulis zaman now banyak yang malas riset? Padahal informasi bertebaran di internet. Tanya teman juga bisa kan.
Ah ya, tapi saya nggak akan menyalahkan penulis yang malas riset juga sih. Soalnya pembaca dikasih cerita asal-asalan juga dibaca, nggak protes tuh, malah pembacanya berjuta-juta. 😆😆😆😆😆😆.
Padahal saya berharap banget sinetron atau series Indonesia bisa balik lagi kualitas ceritanya ke zaman tahun 90-an atau 2000-an awal. Syukur-syukur bisa sekualitas drakor. Mungkin mimpi saya ketinggian ya.