Banyak orang termasuk penulis salah mengidentifikasi protagonis. Bagi mereka protagonis artinya BAIK dan baik selalu identik dengan lembut, lemah, tertindas. Padahal, protagonis berarti pemeran utama. Yuk kita simak.
Pembuat cerita berhak sepenuhnya menentukan seperti apa karakter protagonis. Ada yang nonton It's OK not to be OK? Protagonisnya adalah Go Moon Young. Apakah karakternya lemah dan tertindas? Tentu tidak saudara-saudara. Moon Young itu agresif, barbar, suka main hakim sendiri, pendendam, impulsif, dan mesum.
Apakah Go Moon Young lantas menjadi antagonis? Tidak dong, dia tetap protagonis.
Penulis Indonesia terutama penulis genre religi Islami jarang mengangkat karakter seperti ini sebagai tokoh utama. Protagonis selalu ditempatkan pada posisi lembut, teraniaya, atau sangat bijaksana. Mungkin karena terpengaruh sinetron Indonesia yang mengakar kuat 30 tahunan.
Gimana bikin karakter protagonis yang penuh sifat buruk tapi tetap disukai pembaca / penonton?
1. BERIKAN ALASAN
Hanya orang psikopat yang berbuat kejahatan tanpa alasan. Setiap manusia termasuk saya dan kamu pasti pernah melakukan hal jahat. Ngegosipin orang pun termasuk jahat. Ngutang nggak dibayar-bayar itu juga jahat dan ganjarannya kamu akan kesulitan saat mati nanti. Makanya buruan bayar utang sebelum kematianmu dipersulit. #ehmaafcurhat. 😆😆😆😆
Ambil contoh film Joker. Dia jahat meskipun memang dia ODGJ sih ya, tapi kejahatan yang dia lakukan beralasan. Dunia begitu kejam padanya.
Maleficent jahat, dia mengutuk bayi yang tidak bersalah supaya tidur selamanya setelah tertusuk jarum pemintal. Pada film Maleficent, penonton tetap menyukainya karena tahu alasannya berbuat demikian.
2. TUNJUKKAN SISI BAIK
Koruptor di penjara yang dimaki-maki rakyat se-Indonesia pun punya sifat baik, misalnya membangun masjid dengan uang hasil korupsi. Makanya kenapa koruptor bisa dapat keringanan hukuman. Dia baik, berjiwa sosial, dan bagi-bagi rezeki. Bagi ke fakir miskin, bagi ke bawahan, bagi ke polisi, bagi ke jaksa, dan bagi ke hakim. Nggak kayak sebagian besar orang yang pelit medit sampai ngasih 10 ribu perak pun mikirnya sebulan, ujungnya nggak jadi ngasih.
Kalau Temans mau bikin protagonis yang jahat, tunjukkan sisi baiknya juga.
3. TUNJUKKAN KERAPUHAN EMOSI
Joker, Maleficent, dan Go Moon Young menangis pada saat terapuhnya. Mereka nggak ditampilkan kuat selamanya. Inilah yang bikin kita bersimpati dan paham alasannya. Kita pun membenarkan bahkan bilang, "Kalau jadi dia, aku pun akan melakukan hal yang sama."
Nah, gila kan? Bisa jadi kita sebagai penonton atau pembaca malah membenarkan kejahatan mereka karena telanjur bersimpati, telanjur merasakan penderitaan mereka.
Hal paling saya suka dari drama Korea adalah penggalian karakter. Tidak seperti sinetron Indonesia yang karakternya dangkal dan cenderung sama, drama Korea menyuguhkan banyak sisi karakter manusia.