KENAPA NOVELKU TIDAK SELESAI?

258 41 19
                                    

Ada beberapa novel saya yang nggak selesai sampai sekarang. Mungkin Temans juga mengalaminya. Kira-kira kenapa bisa gitu? Yuk kita bahas.

1. TERBENTUR RISET

Ini terjadi pada naskah saya yang berjudul Koentjoep Lajoe yang ganti judul menjadi Budak Nafsu Penjajah. Saya merasa banyak banget printilan yang seharusnya saya riset tapi belum kesampaian karena terbentur waktu dan prioritas. Iya, ada aja hal lain yang saya anggap lebih penting sehingga saya menunda-nunda riset terus.

2. STUCK DENGAN ALUR CERITA

Saya pernah mengalami ini. Ada beberapa buah cerita yang akhirnya saya unpublished karena nggak tahu mau dibawa ke mana. Sebenernya bisa saja saya bikin outline untuk mengatasi. Beneran deh, outline tuh membantu sekali. Semua naskah saya yang pakai outline pasti selesai. Tapi, kenapa saya saya nggak tulis outline? Karena menulis cerita lain lebih seksi dan menggoda. 😆

3. KEHILANGAN SEMANGAT MENYELESAIKAN CERITA

Nah, saya mengalami banget nih. Yang bikin saya kehilangan semangat menyelesaikan cerita adalah karena nggak jelas saya nulis buat apa.

Contohnya gini. Naskah yang saya tulis dengan tujuan mau saya masukkan ke Cabaca, bakalan selesai tepat waktu. Karena saya sudah menetapkan target mau dibawa ke mana 'anak-anak' ini. Saya begitu bersemangat menyelesaikannya sebelum deadline.

Kamu yang kehilangan semangat menulis cerita karena nggak tahu mau dibawa ke mana, coba deh ikut event. Misalnya grup kepenulisan tempat saya bergabung yaitu theWWG mengadakan program bernama ODOC, One Day One Chapter. Kalau tidak berhasil menyelesaikan maka dikeluarkan dari grup. Terbukti banget cara ini lumayan ampuh bikin calon member menyelesaikan cerita lho! Bahkan yang biasanya mageran pun bisa punya cerita tamat.

Bisa juga ikutan lomba-lomba yang diadakan platform atau penerbit.

4. SEPI KOMENTAR PEMBACA

Kalau komentar pembaca kita sepi, artinya ada dua hal yang menjadi penyebab:

1. Cerita kurang greget sehingga pembaca nggak tahu mau kasih komentar apa.

2. Kurang promosi sehingga sepi pembaca.

Cara mengatasinya adalah dengan merombak ceritamu biar nggak membosankan dan promosi di real life atau media sosial.

5. KEBANYAKAN NULIS NASKAH DALAM WAKTU BERSAMAAN

Selingkuh itu memang enak, tapi bikin pusing. Selingkuh dengan banyak naskah pun sama.

Gimana kalau di kepala kita muncul banyak ide cerita baru sementara cerita lama belum selesai? Kamu tulis aja ide itu, nggak usah buru-buru ekeskusi. Mana tahu ide baru tadi malah bermanfaat buat menyelesaikan cerita lama.

6. SIBUK DENGAN REAL LIFE

Hei, Anda kira penulis lain yang bisa menyelesaikan tulisannya itu pengangguran? Berhentilah bikin alasan 'sibuk dengan kehidupan nyata'. Ika Natassa tuh kerja di Bank Mandiri, jabatannya juga nggak main-main. Tapi selesai aja nulis buku. Titi Sanaria tuh PNS, sibuk juga. Tapi selesai naskahnya. Buku terbit sudah banyak. Kamu yang cuma pelajar malu lah kalau ngaku sibuk sekolah doang terus nggak bisa ngapa-ngapain lagi. Baca buku cara manajemen waktu deh dan jangan cari alasan. Emang nggak niat nulis aja kamunya.

Orang tuh sempat melakukan banyak hal kalau punya jadwal dan prioritas. Alasan sibuk tuh sangat nggak banget.

Mungkin kamu mau bilang, "Tapi Kak, aku beneran sibuk, 24 jam sehari serasa kurang. Gimana dong?"

Ya udah, kamu berhenti nulis aja lah.


Write Without FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang