Siapa yang sudah nonton Squid Game? Sungguh series yang berdarah. Saya menyesal nonton karena kata-kata boneka anak perempuan raksasa pas main Red Light Green Light terngiang terus.
Muggunghwa kkoci pieot seumnida.
Menurut teman saya yang suka nonton film dan series Jepang, negeri Sakura lebih banyak bikin series bertemakan permainan bertahan hidup begini. Kenapa mereka kurang gaung / kurang laris sementara Squid Game bisa langsung hype? Banyak hal yang sebenarnya bisa kita pelajari dari series Korea khususnya Squid Game kalau mau novel kita dibaca banyak orang. Apa sajakah itu?
1. TIMING
Harus diakui, Korean Wave sedang melanda dunia. Apa pun yang berbau Korea baik makanan, minuman, series, mode pakaian, lagu, akan sangat mudah laris. Squid Game beruntung karena dirilis pada saat demam Korea terjadi. Apabila Squid Game ditayangkan 20 tahun lalu, kemungkinan besar gaungnya tidak akan terdengar.
Trik ini pernah saya terapkan ketika menjadi full time writer Cabaca. Waktu itu sedang booming World of Married. Saya menulis Selingkuhan CEO dan Sexy Lingerie dengan tema perselingkuhan. Hasilnya? Rating mereka tinggi terus di Cabaca.
So, perhatikan apa yang lagi hype di sekitar Temans, coba tuangkan ke dalam cerita. Promosi dengan gencar dan lihat bagaimana hasilnya.
2. BERIKAN SESUATU YANG BERBEDA
Setiap orang memiliki titik jenuh ketika disuguhi hal yang sama terus menerus. Drama Korea yang banyak trending belakangan ini bertemakan romansa. Squid Game menawarkan hal berbeda.
Selain memanfaatkan hype dari Korean Wave, produser Squid Game sangat cerdas mengendus psikologi penonton yang mulai jenuh dengan drama menye-menye. Lalu dirilislah Squid Game, dan boom! Kita tahu hasilnya bagaimana.
Temans, coba deh untuk karyamu berikan sesuatu yang berbeda meskipun mungkin ide besarnya sama seperti novel lain. Misal Temans mau menulis tentang perslingkuhan, tambahkan pembeda misalnya si suami adalah seorang Dokter yang pengen nikahin pacar gelapnya. Si istri resmi nggak mau diceraikan sehingga si suami terpaksa menyuntikkan obat yang membuatnya lumpuh. Konflik serta alur coba susun lagi yang beda.
3. RISET DAN PERHATIKAN DETAIL
Squid Game meriset permainan anak Korea. Kita sebagai penonton non Korea jadi tahu berbagai jenis permainan bocah sana. Kebaruan atau inovasi sangatlah penting dalam sebuah karya agar penonton terinspirasi dan tidak bosan.
Lalu apa detailnya?
Saat permainan dalgona, para pihak yang terlibat dalam series ini memperhatikan bentuk yang paling mudah dan paling sulit untuk dilepaskan dari gulali. Lalu ada pula detail bagaimana mudah melepaskan potongan dalgona, yakni dengan cara membakar jarum sehingga panas atau dengan cara menjilatinya supaya empuk.
Perhatian pada detail ini sangat membantu menciptakan adegan yang berkesan dan bikin deg-degan juga saat menonton.
Sekarang untuk Temans, cobalah memikirkan detail yang khas untuk bisa ditambahkan dalam novel kalian.
4. SENTUH EMOSI
Ciri khas series Korea yang dapat kita contek adalah membangun terlebih dahulu ikatan emosi penonton dengan para tokohnya.
Sebagai contoh kita diperlihatkan kebaikan-kebaikan Ali Abdul sehingga mencintainya. Ketika Ali mati karena dikhianati Cho Sang-woo, penonton baper parah.
Sebagai penulis, kita pun wajib banget berusaha menyentuh emosi pembaca sejak awal bab. Bagaimana kesulitan para tokohnya, bagaimana perjuangan hidupnya, bagaimana pergulatan batinnya. Lebih baik lagi jika permasalahan para tokoh relate dengan permasalahan pembaca.
Kenapa Sexy Lingerie saya bisa lumayan laris? Karena sepertinya banyak pembaca perempuan yang senasib dengan Mutiara. Mengorbankan karir, impian, kebahagiaan pribadi demi suami, ujungnya diselingkuhi.
Sama seperti Ali yang sudah berbuat banyak kebaikan, tetap saja dikhianati.
Belum lagi sekarang banyak orang terjerat utang sampai dikejar-kejar rentenir.
Ada yang relate?
Dari tips di atas, manakah yang sudah pernah Temans terapkan dalam karya? Komen di bawah.
5. PERHATIKAN MEDIA UNTUK MEMAJANG KARYA
Squid Game tayang sebagai series di Netflix, bukan film lepas di bioskop. Media Netflix yang dipilih saya anggap cukup cerdas karena orang sudah jarang ke bioskop. Meskipun beberapa bioskop sudah buka, tetap saja orang memilih Netflix kan?
Begitupun Temans ketika memilih platform. Cobalah pilih yang tepat di tengah membanjirnya platform menulis. Ketika Temans salah pilih, cerita Temans akan berpotensi tenggelam, tidak ada yang membaca.