Sejak 2016 sampai 2021 mau habis, saya sudah menulis dan membaca di Wattpad. Entah kenapa ya saya temukan banyak penulis Wattpad yang ANTI KRITIK. Dikritik sedikit langsung baper, bawa pasukan buat menghujat.
Gini lho, Temans, orang yang mengritik belum tentu benci. Mereka murni pembaca yang menemukan kejanggalan dalam cerita kita. Kalian suka memperhatikan nggak sih, novel Wattpad itu memang banyak yang halu parah? Cowok ganteng, ketua geng motor tapi tidak merokok, dingin, bad boy, kalau ngomong nusuk tapi dikejar-kejar cewek?
Secara logika saja, ada nggak sih cowok begitu di dunia nyata? Terus apa penulisnya mau ngeles, tapi kan ini cuma fiksi. Ya sudah, kalau begitu caranya, jangan heran baca berita ada cewek usia SMP atau SMA dihamilin pacarnya lalu aborsi, bayinya dibuang ke tempat sampah. Kenapa? Karena cewek-cewek bocah itu ketika berkenalan dengan bad boy berharap bad boy di dunia nyata bakalan sama kayak bad boy di Wattpad yang romantis. Meski bad boy tapi bertanggung jawab dan menyayangi gadisnya. Hahaha... Saya numpang ketawa aja deh.
Apakah novel seperti ini nggak boleh dikritik? Kalau novel dibaca orang yang kritis dan mau berpikir, sudah pasti dia akan mengkritik bagian yang tidak logis. Cuma pembaca yang otaknya sudah tidak berfungsi karena terbutakan perasaan cinta pada penulis atau pada tokohnya yang akan membela mati-matian.
Itu versi teen fiction.
Di versi romance untuk usia 21 tahun ke atas, banyak saya temukan tokoh pengacara, ganteng, kaya, nggak pernah kalah di pengadilan. Hei mana ada pengacara begitu? OC. Kaligis yang jauh lebih senior saja, lebih pintar, dengan jaringan luas mulai dari selebriti, hakim, jaksa, pejabat, sampai presiden, masuk penjara karena menyuap. Artinya dia kalah! Kalau kalian mengikuti kasus Jessica Kopi Sianida, pengacaranya adalah Otto Hasibuan berusia 60 tahun, alumni UGM, berpengalaman malang melintang di dunia hukum, mantan Ketua PERADI, itu pun kalah, nggak berhasil membebaskan Jessica. Kliennya divonis penjara 20 tahun.
Lalu jika penulis membuat cerita pengacara muda (antara 28-40), ganteng, kaya, dan tidak pernah kalah, padahal dia nggak punya link pejabat atau presiden, apakah itu logis? Tolong deh, kalau mau bikin cerita itu riset dulu. Jangan asal bikin cerita. Akibatnya nggak buat diri kamu sendiri sebagai penulis, tetapi untuk penulis lain. Ini saya kasih lihat:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
See? Lihat kan, sebegitu bobroknya citra penulis Wattpad di mata pembaca yang memakai otaknya untuk berpikir. Lebih parahnya lagi, ketika penulis dikritik mengenai karyanya yang dibuat tanpa riset, hanya halu semata, maka penulis itu membawa pasukan untuk menyerang pengritiknya. What the hell?
Fenomena anti kritik ini bukan hanya di Wattpad, melainkan juga di platform lain. Hal ini jadi memicu drama berkepanjangan. Akibatnya apa, penulis platform jadi dianggap barbar, bad attitude dan menulis novel yang tidak berkualitas.
So, gimana biar kita nggak terlibat drama yang tidak menguntungkan ini?
1. Riset sebelum, saat, dan sesudah menulis
2. Jangan membuat tokoh yang terlalu sempurna
3. Kalau mau membuat kekurangan tokoh, amati sekitarmu.
4. Belajar menerima kritik, kalaupun mau menanggapi, gunakan bahasa yang sopan
5. Kalau kamu pembaca, jangan mau diprovokasi Penulis kesayanganmu untuk menyerang pengkritiknya, akuilah karya Penulis favoritmu belum terlalu baik. Malah, sebagai fans seharusnya kamu nasihati Penulis kesukaanmu untuk tobat, menulis yang baik. Buat apa kamu mem-bully orang yang kamu tidak kenal? Berpikir panjang dahulu sebelum bereaksi.
