⚠ DISCLAIMER Ini hanya berdasarkan pendapatku semata ya, tidak mewakili pendapat semua manusia di planet Bumi. ⚠
Tanpa bermaksud menjelekkan pihak lain dan saya bilang ini berdasarkan selera pribadi, setelah menjajal berbagai aplikasi, mulai dari yang gratisan sampai berbayar, sebagai penulis dan pembaca saya punya aplikasi favorit yakni CABACA.
Kenapa?
🐙 Cabaca adalah platform yang cukup open minded, dalam arti seimbang dan nggak mengkotak-kotakkan genre.
Ada aplikasi lokal yang amat sangat membenci adegan seksual sehingga semua konten berbau seksual (bahkan hanya cover cewek dan cowok bedekatan muka kayak mau ciuman) pun dihapus.
Gini lho, saya nggak paham apa urgensinya aplikasi itu membatasi konten seksual. Apakah mereka menyasar pembaca anak kecil? Nggak. Rupanya pasar mereka adalah emak-emak usia 25-35, bukan bocah di bawah umur. Lalu kenapa harus mengharamkan konten seksual? Bukankah emak-emak udah praktik ena-ena sama suaminya? Lagipula membaca novel erotis terbukti bermanfaat kok. Coba saja ketik MANFAAT MEMBACA NOVEL EROTIS di Google.
Bicara mengenai dosa, apakah dosa hanya yang terkait hubungan seks? Saya pikir tidak. Aplikasi yang gencar menyuarakan konten non seks malah memamerkan penghasilan penulisnya di media sosial. Bukankah riya alias pamer dilarang dalam agama? Bukankah hal itu termasuk dosa dan memancing kejahatan? Tetapi yah, saya nggak begitu paham gimana cara berpikir founder dan Penulis aplikasi itu. Mungkin bagi mereka semua dosa boleh asal bukan ena-ena. Kalau penulis mau nulis cerita mengenai pembunuhan, perampokan, cara mencontek yang baik agar tidak ketahuan, saya pikir boleh. Ditiru juga boleh.
Cabaca, tidak melakukan itu. Cabaca paham niche market yang dituju. Boleh ada adegan mantap-mantap asalkan ceritanya jelas. Editor Cabaca sepengalaman saya bakal bertanya sampai mendetail mengenai cerita kita sehingga Penulis harus riset dengan baik.
Saya menemukan banyak cerita yang tidak logis dari aplikasi bukan Cabaca. Contohnya, ada Muslimah yang tinggal di New York dan digambarkan masih perawan lalu dia dikerjain cowok brengsek. Tapi si Muslimah itu nggak tahu yang namanya hubungan seksual. Aneh kan?
🐙 Cabaca punya editor yang menilai cerita dari sinopsis dan outline.
Banyak pembaca mengeluh ketika membaca cerita di aplikasi bukan Cabaca, kenapa bisa ada cerita sampai ratusan bahkan ribuan bab yang pada akhirnya berakibat alur ceritanya ngaco.
Ada lagi keluhan, hanya karena demi memenuhi standar ratusan ribu kata dan dibayar mahal, banyak Penulis berbuat curang dengan cara mengulang-ulang cerita.
Di Cabaca, pembaca nggak akan menemukan hal ini karena ada editor yang memeriksa cerita penulis dan editor pula yang menerbitkan cerita di aplikasi.
🐙 Jangka waktu kontrak cerita Cabaca manusiawi.
Cabaca hanya mengikat setiap cerita selama 2 tahun, sementara ada platform lain yang mengikat 20, 30, 50, bahkan seumur hidup.
🐙 Cabaca memberikan royalty yang manusiawi.
Iya, memang banyak platform yang memberi royalty 50-90%, tapi kalau kualitas naskah acak-acakan, tentu kasihan pembaca kan? Cabaca tidak memberikan royalty terlalu besar, hanya 30% saja di awal (nanti bisa naik) karena menggaji editor dan cover designer.
Selain itu, ada loh platform yang memberikan royalty Rp. 400 ribu saja setelah Penulis menyetor 100 ribu kata dalam naskah. Ya ampun, jujur nih ya, Naskah saya di Cabaca rata-rata hanya berjumlah 40 ribu kata, itu pun bisa dapat royalty lebih dari Rp. 400 ribu.
🐙 Cabaca mempromosikan setiap karya secara adil dan merata.
Cabaca menggandeng banyak pihak mulai dari bookstagram maupun pihak lain untuk mempromosikan karya penulis.
🐙 Cabaca memiliki program jam baca gratis yang menguntungkan bagi pembaca.
Kalau kamu bokek, jangan khawatir, tetaplah baca novel di Cabaca pada pk. 21-22 WIB. Gratis.
🐙 Cabaca tidak mempublikasi royalty penulis.
Publikasi royalty Penulis dapat menimbulkan kecemburuan. Lihatlah salah satu aplikasi lokal yang paling banyak drama. Penulisnya saling jegal demi meraih posisi Penulis top. Ada beberapa penulisnya yang saat ini diterpa isu menggunakan bot agar ceritanya bisa muncul ke permukaan.
Begitulah kalau sebuah platform menulis memamerkan penghasilan, pastinya akan terjadi kecemburuan.
🐙 Lingkungan Penulis Cabaca sangat baik
Dunia platform menulis sangat keras. Tidak jarang di platform lain, penulisnya saling lapor, saling tuduh naskahnya diplagiat, saling menjatuhkan. Akhirnya membuahkan drama berkepanjangan. Di Cabaca, tidak ada hal semacam itu, Jangan sampai ada deh.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sekali lagi ya, tulisan di atas hanyalah opini pribadi. Kalian boleh setuju boleh nggak. Kalian sendiri apakah punya platform favorit untuk menulis dan membaca? Share dong di kolom komentar.