Platform pena putih dulu rajin banget posting penghasilan penulis. Peringkat pertama bisa dapat sampai Rp. 60 juta per bulan. Nggak beda jauh sama gaji presiden RI ya.
Platform Karyakarsa memang nggak bocorin penghasilan penulis, tapi saya suka iseng hitung pendapatan penulis famous di sana. Sebulannya bisa dapat Rp. 50-100 juta.
Fenomena ini bikin banyak orang berbondong-bondong menyerbu platform. Eh tapi, ternyata nggak semudah yang mereka pikirkan lho 'pecah telor' di platform berbayar. Teman saya yang mencoba masukin naskah, bahkan dapetin Rp. 10K aja susahnya setengah mati.
Gimana dengan saya? Biarpun angkanya belum fantastis, lumayan lah setiap bulan ada pemasukan dari platform.
Susah nggak sih dapetin duit dari platform?
Gampang asal tahu triknya. Saya akan bagikan beberapa yang saya tahu.
1. PAHAMI TARGET MARKET
Teman-teman, perhatikan deh penulis Indonesia yang naskahnya diadaptasi menjadi film kebanyakan genre apa. Berdasarkan hasil pengamatan saya:
1. Teen fiction
2. Romance
3. Horror
4. Historical
5. Religi IslamiAda kah genre fantasy, action, science fiction atau thriller, yang diangkat sineas Indonesia menjadi film? Mungkin ada tapi nggak banyak dan filmnya nggak laris.
Fenomena ini dapat dijadikan indikator kesuksesan novel kita. Tanpa kita susah-susah meriset pasar, seharusnya kita tahu target market.
2. JAWAB KEBUTUHAN TARGET MARKET
Kalau teman-teman sudah tahu target market, sekarang buatlah sebuah daftar berisi prediksi data pembaca yang berisi:
1. Jenis kelamin
2. Rentang usia
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
Kalau teman-teman sudah menentukan ini sekarang jawablah ini: Apa yang dibutuhkan pembaca dengan ciri-ciri di atas?
Contoh: saya menulis romance, sasaran pembaca adalah perempuan usia 25-35 yang tinggal di kota besar, dengan pendidikan SMA sampai S1.
Maka saya bisa membuat daftar kebutuhan mereka:
1. Jodoh
2. Uang
3. Pernikahan yang bahagiaSaya juga bisa memetakan kekhawatiran pembaca misalnya
1. Takut jadi perawan tua
2. Takut punya pasangan miskin
3. Takut nggak punya anak
4. Takut pelakor
5. Takut pernikahan nggak direstui orang tua.
6. Takut hamil di luar nikah
7. Takut dipoligami
8. Takut pasangan melakukan KDRT
9. Takut sudah diperawani malah ditinggal pergiJadi tulisan saya sesuai tema-tema di atas.
3. SAY NO TO SELFISH
Banyak penulis idealis yang menulis sesuai kemauannya sendiri tanpa memikirkan pembaca. Ingatlah, Temans, ketika kita mengharapkan uang dari seseorang, artinya kita berperan sebagai penjual. Jangan menjual panci berteknologi tinggi pada orang yang gagap teknologi.
4. NASKAH BAGUS TIDAK SELALU LAKU
Kalau saya butuh panci, kemungkinan besar saya akan beli panci murah meskipun mungkin gampang penyok atau bikin masakan lengket, yang penting mudah digunakan. Saya nggak tertarik beli panci berharga Rp. 2 juta yang dibuat dengan teknologi tinggi dan harus dicuci pakai busa khusus misalnya.
Artinya apa?
Pembaca sudah pusing dengan masalah hidup sehari-hari. Mereka nggak butuh tulisan canggih yang mengawang.
Teman-teman perhatikan deh, naskah yang biasa-biasa saja, yang menggunakan bahasa sehari-hari dengan jokes receh malah berpeluang lebih laris dijual daripada naskah yang kita pikir kece badai.
5. BAGIKAN GRATIS
Simple Man menulis KKN di Desa Penari di Twitter secara gratis. Tulisannya meledak. Barulah dia mencari keuntungan.
Sebelum mengharapkan orang memberikan sesuatu kepada kita, berikanlah dahulu sesuatu kepada orang lain.