Belakangan ini, grup menulis saya dihebohkan dengan platform baru namanya Cwitan. Dalam waktu relatif singkat saja, unduhannya sudah melesat mencapai angka seribu. Penulis mayor pun ramai-ramai menyerbu. Kenapa sih?
Jelas mereka belajar dari fenomena Wattpad bahwa angkatan emas atau penulis yang menjajaki sebuah platform saat pertama kali diluncurkanlah yang akan menuai sukses.
So, apakah menjadi sukses di platform ada formulanya? Well, ini berdasarkan pengamatan saya ya. Feel free to have different opinions.
1. MENJADI ANGKATAN PERTAMA
Kita belajar dari Wattpad deh. Erisca Febriani, Wulanfadi, dan Luluk HF adalah sedikit dari penulis generasi awal Wattpad. Karyanya dibaca jutaan bahkan difilmkan.
Keuntungan menjadi generasi pertama adalah kita bisa membentuk selera pasar. Menulis yang kita suka lalu membiarkan pembaca datang tanpa kita promo gencar.
Fenomena yang sama juga terlihat di aplikasi KBM dan Dreame. Penulis generasi awal sudah merasakan penghasilan puluhan juta dari menulis.
2. JIKA KAMU TERLAMBAT MENGETAHUI, MASIH ADA KESEMPATAN
Titi Sanaria bergabung belum lama di Storial, begitu pun Honey Dee. Tetapi mereka berhasil menguasai pasar Storial melebihi perintis awal. Beberapa alasannya adalah:
1. Mereka mengusung genre berbeda sehingga pembaca yang jenuh dengan genre yang sudah ada, beralih bacaan.
2. Punya massa
Pilihan ada di tanganmu. Kalau kamu masuk platform bukan sebagai generasi awal, masih terbuka kesempatan asalkan memenuhi syarat ini.
3. RISET PASAR
Ada baiknya kamu tahu siapakah pengguna platform tujuanmu. Jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal penting banget lho. Kamu jadi bisa menentukan cerita seperti apa yang bakal mereka sukai.
4. JANGAN MENULIS DEMI UANG
Platform yang baru rilis belum mapan secara finansial. Anggaplah kamu lagi menanam benih, memupuk, menyiraminya sehingga ketika berbuah nanti akan manis. Sabar dan bertekunlah. Hasil mungkin belum kelihatan selama satu atau dua tahun. Kalau kamu bukan orang yang menyukai proses dan ingin segera menghasilkan cuan, kamu sama sekali nggak cocok berada di bisnis ini.
5. TULUS DAN IKHLAS
Saya ingat banget betapa penulis penerbit mayor dulu menertawakan penulis platform. Kok mau sih nulis gratisan tanpa dibayar? Di mata mereka yang menjadikan menulis sebagai ladang mata pencaharian, hal ini adalah kebodohan yang hakiki.
Mungkin itulah yang membedakan penulis penerbit mayor dengan penulis platform. Mereka berkarya penuh perhitungan. Kalau menulis segini maka harus dibayar segini. Kalkulatif. All about money.
Berbeda dengan Penulis platform yang sejak awal tahu bahwa mereka menulis tanpa dibayar. Penulis platform lebih ikhlas. Hanya dibayar pakai like dan komen saja sudah bahagia. Penulis platform menulis dengan hati.
Pandji Pragiwaksono bilang kalau mau sukses harus give, give, give, baru get atau take.
Kita mungkin selama ini punya prinsip take and give. Artinya mengedepankan mengambil dulu baru memberi. Pada era digital 4.0, bisnis nggak bisa berlangsung seperti itu lagi. Sajikan hal yang baik secara konsisten terlebih dulu tanpa pamrih, baru hasil akan mendatangi kita dengan sendirinya.
Konsistenlah menulis sesuatu yang menghibur pembacamu. Kalau bisa posting setiap hari. Luangkan waktumu untuk menulis. Tuluslah menyenangkan hati mereka. Sayangi pembaca. Bersahabat dengan mereka. Jangan menganggap mereka sebagai pihak yang ingin kamu keruk kantongnya, tetapi anggaplah sebagai orang yang kamu cintai. Berikan yang terbaik yang kamu punya bukan karena mengharap imbalan.
