Cara cari cuan paling konvensional dari tulisan adalah dengan cara mencetaknya. Dulu nih dulu, sebelum ada medsos, susah banget mau memasarkan buku. Tapi sekarang, nggak lagi kok.
Kamu yang ditolak terus sama penerbit mayor macam Gramedia Grup, Mizan Grup, Bentang Pustaka Grup, tetap bisa menerbitkan buku secara self published.
KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK SELF PUBLISHED
♥ Kalau kamu punya banyak uang dan ingin peluk bukumu
Ada kok penulis yang cuma ingin karyanya dicetak berbentuk buku biar bisa dipamerin, bukan untuk cari uang. Mungkin karena mereka sudah punya sumber penghasilan lain.
♥ Kalau Kamu Yakin Ada Minimal 40 Orang yang Mau Beli Bukumu
Kenapa harus 40 orang? Karena namanya self published, maka semua harus kamu biayai sendiri, termasuk biaya editor, lay outer, cover designer, cetak buku, dan suvenir.
Kamu yakin nggak mau pakai editor? Wah sangat riskan, Temans. Tugas editor bukan hanya memperbaiki typo, tetapi juga memeriksa kelogisan cerita, plot hole, bahkan kalau wawasannya luas, editor bakal tahu job descriptions atau lokasi yang kamu cantumkan di ceritamu itu nggak bener. Ini penting biar pembacamu nggak mumet.
Soal harga jasa editor, lay outer, cover designer, dan percetakan, kamu bisa cari tahu sendiri dan nego sendiri. Syukur-syukur punya teman yang bisa dimintai tolong.
So, karena saya nggak tahu berapa harga jasa orang-orang yang kamu pekerjakan untuk menerbitkan novelmu, kita hitung kasar saja baru balik modal di angka penjualan 40 eksemplar.
Syukur-syukur kalau kamu dapat yang lebih murah.
Jawab pertanyaan ini:
Kenapa sih kamu pengen bukumu dicetak?
Gimana Kalau Nggak Mau Pusing?
Kamu bisa hubungi penerbit indie. Salah satu yang cukup bagus adalah DolceMedia. Ini Instagramnya. Cek aja.
Penerbit ini menyediakan paket penerbitan berbayar yang bisa langsung kamu tanyakan ke admin melalui DM.
Bisakah Self Published Tanpa Penerbit Sama Sekali?
Bisa banget dong. Devils Inside saya terbitkan juga tanpa logo penerbit kok. Tapi, nggak ada ISBN-nya. Apa itu ISBN? Itu lho, bar code di belakang buku.
Buat saya, nggak masalah sih terbit tanpa ISBN. Yang penting isinya rapi, pembaca bahagia bisa peluk novel kesayangan.
Meski nggak masalah terbit tanpa ISBN, bakal lebih baik kalau kamu bekerja sama dengan penerbit indie. Selain biar kamu nggak pusing juga tentunya.