Part 26

5.1K 610 96
                                    

Happy reading..

---

Bian dan Rafa sampai di kantin, dan suasana yang lumayan ramai khas kantin menyambut mereka. Bian segera mengajak Rafa untuk duduk di salah satu tempat yang ada di pinggir dekat tembok.

"Gue beli minum dulu. Lo langsung makan aja," ucap Bian sebelum berlalu.

Rafa mengangguk, lalu mengeluarkan kotak bekal yang ia ceritakan tadi. Ia mulai memakannya menggunakan garpu, sambil menunggu Bian kembali. Sesekali Rafa mengedarkan pandangannya, melihat-lihat rumah sakit tempat Bian bekerja.

"Heh, ngelamunin apa lo?"

Rafa menoleh dan menggeleng setelahnya. Ingin menjawab, tapi mulutnya masih penuh dengan kentang rebusnya.

"Telen dulu. Nih minumnya," Bian duduk di depan anak itu, tangannya menyerahkan sebotol air mineral yang baru saja ia beli.

Rafa mengangguk, lalu meraih botol itu dan meminunnya.

"Lo mau?" tawarnya kemudian dengan tangan menyodorkan garpu berisi potongan sedang kentang rebus itu pada Bian.

Bian mendekat dan melahap kentang itu dari garpu yang Rafa pegang.

"Enak, manis.." ujar Bian.

"He'em, kapan-kapan minta lagi ah," balas Rafa.

"Heh, ngelunjak itu namanya.."

"Hahaa.."

"Terus, cerita coba kenapa lo bisa disini?" tanya Bian kembali ke awal topik.

"Do'a gue terkabul, dong.. Tadi beneran pulang lebih awal, ada rapat. Terus gue dianterin Pak Bayu kesini. Tadi kita mampir ke rumah Pak Bayu dulu, sekalian gue numpang ganti disana," jelas Rafa di sela-sela makannya.

"Ooh.. Kenapa nggak pulang ke rumah aja?"

"Nggak deh, sepi. Mang Udin biasanya jam segini lagi ada temennya."

"Terus lo mau ngapain juga disini?"

"Iyayah, gue mau ngapain coba?!" gumam Rafa. Ia mengetuk-ngetukan garpunya ke meja sambil berpikir.

"Pulang aja sana," ucap Bian bergurau.

"Heh, ngusir?!"

"Iya, sana balik."

"Ah jangan gituu.. Gue nggak bisa terbang, jangan usir gue gitu dong."

"Apa hubungannya?"

"Ya ada, intinya gitu.."

"Yaudah, balik ntar aja setelah jum'atan. Hari ini gue nyampe siang aja, abis itu balik. Nah, bentar lagi adzan. Buruan habisin, abis itu kita ke masjid depan."

"Okay.."

---

Jam dua lebih, Bian mengajak Rafa pulang. Rencana pulang sehabis jum'atan yang Bian katakan tadi hanya berakhir rencana, karena Bian mendapat panggilan dari rekan dokternya untuk urusan penting. Dan selama itu pula, Rafa berada di taman rumah sakit dan mengobrol dengan Alfian, perawat laki-laki yang dulu membantu merawatnya.

Hingga akhirnya kini mereka bisa benar-benar pulang sekarang setelah semua urusan selesai. Bian mengemudikan mobilnya dengan tenang, sesekali menengok pada Rafa yang tampak tertidur di kursi sampingnya.

"Harusnya diajak ngobrol. Lha ini malah ditinggal molor," ujar Bian.

"Gue nggak tidur.."

"Eh?!" Bian sontak menoleh saat ucapannya mendapat jawaban.

Just Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang