Part 25

4.6K 552 75
                                    

Happy reading..

---

Suasana masih terasa dingin, karena hujan yang juga masih mengguyur. Bian segera menata menu sarapan hari ini di atas meja makan, setelah semua urusan dapurnya selesai. Sebenarnya Bian juga menyiapkan roti tawar sebagai makanan lain, selain nasi goreng untuknya dan Mang Udin, serta nasi tim dengan lauk telur orak-arik untuk Rafa.

Bian beranjak keluar menghampiri Mang Udin untuk mengajaknya bersarapan. Mang Udin yang kebetulan ada di depan pos, juga melihatnya. Jadi Bian tak perlu berjalan kesana, cukup memberi isyarat agar Mang Udin masuk.

Bian kembali masuk dan pergi untuk mengajak Rafa yang masih betah di dalam kamarnya. Anak itu masih anteng dalam balutan selimut, menonton kartun kesukaannya.

"Raf, ayo sarapan.." ajaknya.

"Gue mau mandi dulu," balas anak itu.

"Nanti aja, kasihan Mang Udin udah nunggu di bawah. Ayo buruan, masih pagi ini."

"Yaudah deh, ayo."

Rafa berjalan mengekori Bian menuju ruang makan. Sudah ada Mang Udin yang telah duduk, menunggu mereka.

"Wah, mari makan, mumpung masih anget. Enak lagi ujan-ujan gini," ucap Bian memulai menyendokkan nasi goreng di piring Mang Udin. Lalu beralih mengambilkan nasi tim dan orak-arik telur untuk Rafa, sebelum mengambil sarapan untuknya sendiri.

"Ini ujannya belum reda juga, gue sekolahnya gimana?" gumam Rafa.

"Ya nggak gimana-gimana, emang mau gimana?" timpal Bian.

"Hawanya bikin males, enakan juga rebahan haha.."

"Mau lo itu mah, dasarnya malesan."

"Alaah paling juga lo sama."

"Yaa, nggak salah juga si."

"Tuh, kan.."

Mang Udin ikut tersenyum menyaksikan obrolan dari tuan mudanya itu. Ia senang bisa berada di tengah-tengah mereka.

"Tapi tetep berangkat, dong, lo."

"Iyaa.."

"Jangan kepaksa gitu, ntar nggak berkah."

"Apasih?!"

---

Bian melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah. Di sampingnya, Rafa tampak bersandar dengan malas-malasan membuat Bian menggeleng melihatnya.

"Lo ogah banget kayaknya, sekolah itu udah jadi tugas lo. Ini baru hari kedua loh," ucap Bian mengalihkan perhatian Rafa dari pandangan luar.

Anak itu menoleh, "hawanya malesin, gue bilang. Rasanya malees banget, enakan di rumah aja, beneran."

"Heh! Jangan gitu.. Bentar lagi liburan, kok."

"Bentar lagi dari mana?!"

"Yaa kan emang besoknya lagi libur, sekarang kan hari Jum'at."

"Ooh, bilang dong."

"Yaudah, turun gih udah sampe. Ujannya udah tinggal gerimis, nih pake payung."

Bian mengambil payung yang ada di kursi belakang, dan memberikannya pada Rafa.

"Semoga pulang lebih awal," ucap Rafa setelah menerima payung itu.

"Heh, kok gitu?!"

"Udah, aminin aja. Kan kalo do'a pas lagi ujan bisa dikabulin."

"Ck, ada-ada aja. Itu kalo hujannya deres, lha ini cuman gerimis. Udah sana berangkat. Salim sini," Bian mengulurkan tangannya, berharap kali ini Rafa tak menolaknya lagi.

Just Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang