(2) 🏃

6K 735 64
                                    

Happy reading..

---

Pagi hari tak lama setelah sholat subuh, Bian sudah siap dengan hoodie putih dan celana training hitamnya, lengkap dengan sepatu yang sudah membungkus kedua kakinya. Akhir pekan kali ini, Bian berencana mengajak Rafa untuk lari pagi. Sekali-sekali ia harus mengajak Rafa berolahraga, lari pagi saja sudah cukup menurutnya.

Bian melangkah menuruni anak tangga menuju kamar Rafa. Pintu kamar anak itu masih tertutup semenjak sholat tadi. Sepertinya Rafa kembali melanjutkan tidurnya. Maka dengan segera Bian membuka pintu kamar itu, berniat membangunkan Rafa.

"Rafa bangun.. Udah pagi heh!" ucap Bian seraya membuka pintu.

Rafa yang ternyata tidak tidur itu menoleh, menatap Bian dengan pandangan heran.

"Eh, kirain lo tidur lagi. Ayo bangun, ikut gue lari pagi." ucap Bian lagi. Agak heran mendapati Rafa tak tidur seperti biasanya, hanya tiduran asal masih dengan menggunakan piyama tidurnya.

"Ah males, lo aja sendiri sana. Mending juga rebahan, nonton pororo." balas Rafa tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi.

"Ayo ih, jangan males-malesan gitu. Temenin gue, buruan." bujuk Bian lagi tak menyerah.

"Ogah, ajak Pak Bayu aja sana."

"Rafa, olahraga itu baik buat kesehatan. Jadi ayo-"

"Gue ada olahraga tuh di sekolah, seminggu sekali. Udah kan, sehat gue." potong Rafa cepat sebelum Bian menyelesaikan ucapannya.

"Haish! Ayo deh, buruan ganti baju trus keluar ikut gue."

"Biaann.."

"Enggak, ayo buruan ganti baju. Atau, lo pake piyama aja nggak papa deh, kelamaan kalo ganti dulu."

"Enak aja!"

Bian tertawa, lalu tangannya menarik kedua tangan Rafa agar anak itu bangun. Membawanya turun dari ranjang agar cepat berganti pakaian.

"Gue tunggu, buruan ganti."

"Bian, plis.."

"Nggak ada!"

"Aa.."

"Enggak!"

"Ish!"

Rafa akhirnya beranjak menuju kamar mandi, melawan Bian hanya akan membuatnya kesal. Mau tak mau akhirnya ia menurut, berganti baju dan mengikuti keinginan Bian untuk menemaninya berolahraga.

Tak butuh waktu lama, Rafa keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang telah berubah. Kaos hitam dan celana training dengan warna senada. Dengan langkah malas ia menghampiri Bian yang duduk di ranjangnya, menunggu dirinya.

"Gue beneran mager banget ih, enggak aja ya.." ucap Rafa lagi.

"Udah terlanjur ganti baju, ayo beragkat. Pake sepatunya, buruan." balas Bian.

Rafa memakai sepatunya dengan ogah-ogahan. Ia betulan malas, dan Bian malah dengan seenaknya memaksa dirinya untuk ikut.

---

Bian menoleh ke belakang, menghela nafas saat mendapati Rafa berlari dengan sangat lamban. Anak itu rupanya betulan malas, sampai berlari saja ogah-ogahan. Bian menggeleng, lalu berhenti untuk menunggu Rafa yang lumayan jauh di belakangnya.

"Heh! Lo lari apa jalan si, lama banget.." seru Bian yang ditanggapi dengan pandangan malas dari anak itu.

"Kan udah gue bilang kalo gue tuh males, salah lo maksa-maksa." balas Rafa setelah berhasil menyamakan langkahnya dengan Bian.

Just Here ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang